Awas Jangan Sampai Salah Wirid! Begini Penjelasan Gus Baha Wiridan yang Benar

11 Juni 2023, 00:00 WIB
Keutamaan Ahli Ilmu Dibandingkan Ahli Ibadah Menurut Gus Baha /Berita Bantul/

BANJARNEGARAKU.COM - Wiridan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh umat muslim. Biasanya wiridan dilakukan setelah selesai menjalankan ibadah sholat fardhu.

Wiridan sendiri dapat dilafalkan melalui lisan ataupun dalam hati. Tujuan dari wiridan adalah untuk selalu mengingat Allah SWT.

Wiridan sangatlah dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surah AR Rad ayat 28 yang artinya;

yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram (QS Al Rad:28)

Baca Juga: Hasil Akhir Polytron Walikota Cup Solo 2023: PB Djarum Sabet 12 Gelar Juara

Ayat tersebut menjelaskan bahwa zikir dan mengingat Allah SWT akan menentramkan hati, ada banyak sekali bacaan wirid yang bisa dilakukan dan juga diamalkan sehari-hari.

Hal serupa juga disampaikan oleh ulama asal Rembang Jawa Tengah, yakni KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau yang biasa disapa dengan panggilan Gus Baha.

Sebelum menyampaikan tentang wiridan, Gus Baha menjelaskan tentang Rasulullah SAW setelah salam, kemudian membalik badannya menghadap makmumnya.

Itu juga dijelaskan dalam beberapa khadist Shahih.

Baca Juga: Tinjau Gedung MWC NU Purwareja Klampok yang sedang Dibangun, Taufiq R Abdullah Sampaikan Ini

"Di teks-teks Hadits shahih, itu Rasulullah SAW setelah salam nabi menghadap kita dengan wajahnya, maka kalau di Indonesia menghadap timur. Itupun tidak konsisten. Jadi ketika Nabi Muhammad Sholat itu biasanya makmumnya sampai 7 kilo jadi andaikan Nabi tetap berposisi menghadap ke kiblat maka makmum yang baru datang akan menganggap nabi masih sholat," ucap Gus Baha.

Rasulullah SAW berbalik badan setelah selesai salam bukan tanpa tujuan, hal itu menunjukkan kepada makmumnya bahwa Nabi telah selesai dalam sholatnya.

Selain itu, juga untuk mengantisipasi kepada para jamaahnya yang baru datang.

"Maka untuk mengantisipasi itu nabi memaklumatkan dengan perilakunya menghadap ke makmum supaya ada kepastian kalau beliau sudah selesai solat, meski ada perbedaan pandangan dari ulama-ulama namun yang terpenting setelah selesai salam tunjukan bahwa sholat sudah selesai," jelas Gus Baha

Baca Juga: 7 Tempat Makan di Tepi Sungai Serayu yang Sensasinya Beda, Tak Jauh dari Alun-alun Banjarnegara

Dalam kesempatan yang sama, Gus Baha menjelaskan, selepas sholat Nabi Muhammad SAW biasanya hanya membaca istighfar sebanyak 3 kali atau dalam kesempatan lain Nabi juga membaca tasbih 33x, Hamdalah 33x dan takbir 33x, namun ada beberapa ulama yang justru menggabungkan keduanya dalam satu waktu.

Hal itulah yang membuat wiridan menjadi lama, karena wiridan bukan lah sesuatu hal yang wajib sehingga tidak diperbolehkan untuk mewajibkan sesuatu yang tidak wajib.

"Maka itu membuat wirid menjadi lama, padahal sholat yang rukun aja tidak boleh lama apalagi wiridan, bukannya tidak boleh maksudnya pikirkan makmum, itukan hal yang tidak wajib jangan sampai mewajibkan sesuatu yang tidak wajib." jelas Gus Baha. 

Baca Juga: Sopir Truk yang Tewaskan 3 Orang di Semarang Ditahan, Djoko Setijowarno: Populasinya Berkurang

Dalam kajian tersbeut,  Gus Baha juga menjelaskan tentang wiridan tidak perlu menunggu, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, asalkan selalu ingat Allah SWT. Hal itu juga dijelaskan dalam Al Quran

 

"Tetapi ya tetap dipersilahkan untuk mereka yang mau wiridan, karena dalam Al Quran sangat fleksibel, karena wiridan itu tidak perlu menunggu, sambil berjalan boleh, sambil berdiri boleh, sambil duduk pun boleh, jadi kalau sudah mau bubar ya tidak apa-apa yang terpenting tetap ingat Allah SWT," kata Gus Baha.

Gus Baha juga mengatakan kalau Sayyid bin Husein bin Thohir yang merupakan pengarang Sullam Taufiq mengatakan kalau kesalahan dalam ilmu adalah mewajibkan segala sesuatu yang tidak wajib hukumnya.***

Editor: Ali A

Sumber: Yotube

Tags

Terkini

Terpopuler