Tiga Semangat Ramadhan yang Harus Dipertahankan, Salah Satunya Bisa Menahan Diri

- 3 Mei 2022, 10:41 WIB
Tiga Semangat Ramadhan yang Harus Dipertahankan
Tiga Semangat Ramadhan yang Harus Dipertahankan /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

BANJARNEGARAKU - Sebulan penuh umat muslim menjalankan ibadah puasa ramadhan dimana tidak hanya menahan lapar dan dahaga semata,tapi menhan berbagai hafa nafsu.

Sejatinya nilai semangat setelah ramadhan usai adalah semangat ramadhan yang harus dipertahankan dan menjadi motivasi bagi diri dan orang lain.

Ramadhan adalah masa latihan bagi kita umat Islam. Paling tidak, latihan Ramadhan ini untuk tiga hal.

Baca Juga: Seberapa Jawa Koe! Arti Kata Cumbu Lengkap dengan Contoh Kalimat

Tapi sebelum kita membahas tiga latihan ini, perlu diingatkan bahwa sebagaimana umumnya orang menjalani latihan atau ujian, sukses dan tidaknya seseorang adalah bagaimana ia setelah selesai menjalani latihan atau ujian itu.

Berikut artikel membahas Tiga Semangat Ramadhan yang Harus Dipertahankan yang dipandu oleh A. Khoirul Anam, Pengurus Komisi Infokom MUI sebagaimana dilansir banjarnegaraku.com dari laman mui.or.id

Pertama adalah latihan menahan diri yaitu saat kita menjalani ibadah puasa.

Sebagaimana telah sering kita bahas, pada bulan Ramadhan, kita menahan diri untuk tidak melaksanakan sesuatu yang sebenarnya diperbolehkan, seperti makan dan minum dan berhubungan suami-istri.

Untuk apa menahan diri dari hal-hal yang semestinya diperbolehkan? Supaya kita bisa mengendalikan dirik kita sendiri; hawa nafsu kita.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kamu! Culika, Arti dan Kalimat Berbahasa Jawa

Maka beruntunglah kita yang bisa berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Bagi yang belum, masih ada waktu sampai akhir bulan Syawal ini. Mengapa dikatakan beruntung?

Karena semangat menahan diri di bulan Ramadhan masih ada dalam diri kita dan kita praktikkan secara kongkret.

Pahalanya pun tidak tanggung-tanggung. Sampai-sampai disampaikan dalam sebuah hadis Nabi :

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر” رواه مسلم

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh. (HR Muslim)

Baca Juga: Kumpulan Latihan Soal PAS UAS PJOK SD Kelas 2 Semester 2 Materi Senam Lantai Beserta Kunci Jawaban

Jadi puasa 6 hari di bulan Syawal sama seperti berpuasa 354 hari dalam kalender Hijriyah.

Secara lebih substantif, upaya pengendalian diri ini tentunya tidak hanya terkait dengan makan dan minum saja, tetapi juga pengendalian hawa nafsu secara lebih luas dan ini harus berlanjut selama setahun ke depan sampai Ramadhan berikutnya.

Kalau kemarin dikatakan kita mestinya kita bersedih karena meninggalkan Ramadhan sementara kita belum maksimal menjalani latihan dan mengunduh keutamaan-keutamaannya, maka sebenarnya latihan dan keutamaan ini masih bisa kita lanjutkan di bulan-bulan setelah Ramadhan.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Kuliner Lebaran 2022, Wajib Kalian Kunjungi saat Berlibur di Bandung

Latihan kedua yang kita jalani di bulan Ramadhan adalah rutinitas kita menjalankan ibadah-ibadah sunnah. shalat-shalat sunnah kita, qiyamul lail kita, dan tadarus Al-Qur’an kita.

Semestinya rutinitas kesunahan ini tetap kita jalankan di luar bulan Ramadhan, tidak berhenti setelah bulan puasa. Kenapa Ibadah sunnah ini sangat penting bagi kita?

Karena ibadah sunah inilah nanti yang akan menutup kekurangan ibadah-ibadah wajib kita. Sebenarnya ibadah-ibadah wajib itu kita jalankan sebagai sebuah kewajiban. Kalau tidak, kita berdosa.

Tapi kalau hanya menjalankan kewajiban saja, kita hanya seperti menggugurkan kewajiban.

Kita tidak akan mendapatkan keutungan tambahan. Padahal ibarat sebuah “bonus”, bonus ibadah-ibadah sunnah ini nanti kita perlukan suatu saat untuk menambah kebutuhan atau kekurangan kebutuhan atau ibadah wajib kita.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kowe! Arti Kata Cuwa Lengkap dengan Contoh Kalimat

Yang ketiga, latihan kita di bulan Ramadhan adalah kepedulian kita terhadap sesama yang bisa kita wujudkan dalam penyaluran zakat fitrah yang berupa 2,5 kg makanan pokok atau uang senilainya.

Zakat fitrah ini wajib bagi kita dan seluruh anggota keluarga meskipun hanya mempunyai kelebihan makanan untuk malam dan hari Idul Fitri saja. Selain zakat fitrah, beberapa zakat-zakat mal dan sedekah sunnah serta infak, kita salurkan selama bulan Ramadhan.

Inilah bentuk tanggungjawab kita dalam menjalankan hablum minannas kita di dalam kerangka menjalankan ajaran agama Islam.

Jadi di dalam agama Islam selalu dikenal paket antara hablum minallah dan hablum minannas.

Baca Juga: Seberapa Jawa Kowe! Arti Kata Cuwer dalam Kalimat Ida Gawe Kopi Ananging Katon Cuwer

Kepedulian kita terhadap sesama manusia merupakan bagian dari manifestasi pelaksanaan ajaran Islam yang semestinya tetap kita hidupkan setelah bulan Ramadhan.

Jadi ada tiga latihan, atau tiga semangat dari bulan Ramadhan yang perlu kita pertahankan: Pertama menahan hawa nafsu kita, syukur-syukur jika kita tetap rutin berpuasa kedua memperbanyak ibadah sunnah dan ketiga meningkatkan kepedulian kita kepada sesama, kepada yang lebih membutuhkan, apalagi dalam suasana musibah pandemi seperti sekarang ini. Wallahu a’lam bis shawab.

Demikian artikel membahas Tiga Semangat Ramadhan yang Harus Dipertahankan. Semoga menambah ilmu dan semangat beribadah selepas puasa ramadhan.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: mui.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah