Diperbolehkan untuk melakukan itikaf setiap hari dan dalam atau untuk jangka waktu berapa pun, tetapi yang paling disukai adalah bahwa waktu itikaf tidak boleh dilakukan kurang dari satu hari atau satu malam penuh.
Baca Juga: Lebaran Makin Dekat, Harga Kepokmas di Purbalingga Masih Stabil
Hal ini karena belum tercatat dari Nabi maupun dari para sahabatnya bahwa mereka melakukan itikaf untuk periode yang lebih sedikit dari itu.
Itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan
Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah periode terbaik untuk melakukan itikaf. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh 'Aishah, yang mengatakan: "Nabi Muhammad biasa mengasingkan diri untuk beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai Allah SWT mengambil jiwanya." (HR Bukhari)
Itikaf diakhiri dengan terbenamnya matahari di hari terakhir Ramadhan. Namun dianjurkan untuk menunda keluar masjid hingga dini hari Idul Fitri, karena hal ini tercatat banyak dipraktikkan oleh para pendahulu yang saleh.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Purbalingga Rabu 12 April 2023, Pagi Siang Berawan, Sore Malam Potensi Turun Hujan
Keutamaan itikaf
Tujuan atau keutamaan itikaf adalah untuk membebaskan pikiran dari semua urusan duniawi, dan untuk berkonsentrasi dan disibukkan dengan ibadah kepada Allah SWT saja. Oleh karena itu sangat penting bahwa seseorang yang melakukan itikaf harus membebaskan pikirannya dari semua urusan duniawi karena alasan ini.***