Ramadhan Pergilah dengan Meninggalkan Berjuta Kerinduan

- 18 April 2023, 21:22 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/

BANJARNEGARAKU – Ramadhan akan pergi meninggalkan kita. Namun kepergiannya tentu meninggalkan berjuta kerinduan. Bulan Ramadhan bulan yang sangat istimewa. Tidak ada satu pun ibadah yang tidak dihitung dengan lipat ganda secara matematika.

Apalagi bulan ampunan Allah dan semua doa terkabul. Suasana itu yang membuat kenangan indah untuk meraih berjuta kesempatan. Orang-orang yang beriman pasti tidak akan mau ditinggalkan oelh bulan Ramadhan.

Renungan ini ditulis saat kumandang ayat suci Al Quran sedang dilantunkan secara apik, memberi sinyal akan segera masuk waktu shalat Ashar, 27 Ramadhan 1444 H. Berarti malam 28 Ramadhan tinggal tiga jam kurang.

Baca Juga: Ternyata Luar Biasa Pahala Shalat Tarwih Malam Ke 26, Prof Ahmad Rofiq: Allah Langsung Membalasnya

Persoalan perbedaan Idul Fitri 1444 H bagi saudara kita yang berafiliasi ke Muhammadiyah, akan dirayakan Jumat, 21/4/2023 M, sementara pemerintah dan warga Nahdlatul Ulama dan masyarakat lainnya, akan dengan setia menunggu pengumuman pemerintah setelah sidang itsbat yang dipimpin secara langsung oleh Menteri Agama RI, Gus Yaqut Cholil Qoumas usai.

Tulisan ini tidak hendak menyoal tentang perbedaan pelaksanaan shalat Idul Fitri apakah Jumat, 21/4/2023 ataukah 22/4/2023? Yang jelas, semuanya melaksanakan shalat Id pada 1 Syawal 1444 H. Mari kita simak secara seksama, pesan Rasulullah saw: “Sekiranya umatku mengetahui — dengan baik — sesuatu — rahasia, hikmah, atau keutamaan — yang ada di dalam bulan Ramadhan, sungguh mereka akan berharap seluruh tahun menjadi Ramadhan semua” (Riwayat Ibnu Hajar al-‘Asqalani dari Ibnu Masud al-Ghifary).

Pesan tersebut menggambarkan betapa sangat mulia, agung, dan luar biasanya keberadaan bulan suci Ramadhan. Di dalamnya berlimpah kasih sayang dan keberkahan yang Allah limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, yang merindukan akan surga dan perjumpaan dengan Allah yang kenikmatannya tidak bisa dibayangkan dengan apapun. Ampunan-Nya mengalahkan semua sikap benci, dosa, salah, dan segala macam sifat dan sikap negatif lainnya.

Di dalam bulan Ramadhan, Allah ‘Azza wa Jalla menyiramkan samudera maghfirah dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya, yang mau berdoa dengan rendah hati dan memohon kepada-Nya, dan senantiasa menjaga kualitas iman dan taqwanya. Keutamaan dan pahala dilipatgandakan. Pada bulan Ramadhan, Allah Ta’ala mengirim para malaikat pembawa kasih sayang dari malam hingga terbit fajar. Dalam kaitan inilah, Al Quran menyebutnya sebagai malam lailatul qadar atau malam penentuan, yang lebih mulia dari seribu bulan (83,3 tahun).

Terasa begitu berat, kala bulan Ramadhan beringsut segera akan meninggalkan kita. Namun itu tak bisa dibendung, karena bulan Syawal 1444 H juga segera hadir menyambut dengan penuh kegembiraan, karena hamba-hamba Allah yang boleh jadi banyak berlumuran dosa, telah lahir laksana manusia baru yang tanpa noda dan dosa, laksana lembaran kertas putih yang tak bertuliskan apapun. Itulah gambaran sederhana tentang fitrah manusia.

Baca Juga: Grand Final Dai-Qu: Azmi Wulan dari Kudus dan Miftakhul Firman dari Malang Terbaik

Karena itu, fitrah yang telah dihasilkan melalui ritual dan jihad melawan hawa nafsu yang terus bercokol di dalam diri kita, harus disingkirkan, dan jika berhasil, maka akan lahir manusia “baru kembali” setelah mungkin ada yang belepotan dosa, baik dosa individual vertikal maupun dosa sosialnya.

Shalat tarawih pada malam ke-28 Allah akan mengangkat seribu derajat hamba-hamba-Nya di surga (Riwayat Ali bin Abi Thalib). Dalam riwayat Imam At-Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda: “Belajar dan kenalilah kerabat-kerabat dekat kalian agar dapat bersilaturrahim. Karena bersilaturrahim itu dapat meningkatkan mahabbah (rasa cinta) di antara kerabat, memperbanyak harta, dan bertambahnya keberkahan”.

Idul Fitri atau kembalinya diri kita pada kesucian, sudah semestinya kita rawat dan jaga dengan mempertahankan dan melanggengkan spirit ibadah dan ketaqwaan kita di bulan Ramadhan, agar terus dapat terjaga dengan berkesinambungan sepanjang tahun. Karena itulah, kita perlu juga terus berdoa kepada Allah Taala, agar senantiasa dalam kebaikan. Wa antum kulla ‘am bi khair.

Rabbana taqabbal minna shalatana wa shiyamana wa takhassyu’ana wa tadharru’ana wa i’tikafana wa tammim taqshirana ya Allah ya arhamar rahumin. Alhamdu lillahi Rabbil alamin.

Demikian tentang Ramadhan pergilah dengan meninggalkan berjuta kerinduan.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x