Garis Keturunan Pendiri NU Sekaligus Tokoh Perempuan, Yenny Wahid Potensial Jadi Cawapres

3 Juli 2023, 15:02 WIB
Yenny Wahid siap /Brave/Yenny Wahid/ instagram

BANJARNEGARAKU.COM - Yenny Wahid atau Zannuba Ariffah Chafsoh memiliki garis keturunan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Yenny yang juga politisi perempuan dianggap mampu meraup suara bagi Capres yang menggandengnya. 

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin yakin Yenny mampu mendongkrak suara, siapapun pasangannya. 

"Yenny Wahid ini politisi perempuan. Dia memiliki garis keturunan langsung dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Tentu ini dapat mendongkrak suara dari kaum Nahdliyin terutama kalangan NU kultural bagi siapa pun pasangannya," kata Ujang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 2 Juli 2023.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menyatakan Yenny Wahid merupakan sosok cawapres yang paling rasional dan paling potensial untuk maju pada Pemilihan Presiden 2024.

Yenny dapat menguatkan pasangannya terutama di isu-isu sosial dan keagamaan.

Sebagai informasi, Yenny adalah putri Presiden Keempat RI KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur. 

"Yenny Wahid representasi Nahdliyin. Meskipun secara struktural NU cenderung netral. Tapi, dengan menggaet Yenny Wahid sebagai cawapres maka pasangannya akan dikuatkan dengan isu agama. Apalagi NU ini kan dikenal Islam yang moderat dan mengedepankan keindonesiaan dan kebangsaan," tambah Ujang. 

Baca Juga: Warga NU di Banjarnegara Ikuti Pembinaan Ideologi Pancasila, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Sosial dan...

Yenny Wahid dianggap kuat menggaet suara pemilih di area Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua provinsi memiliki jumlah pemilih terbanyak disamping Jawa Barat dan Banten.

"Jatim dan Jateng ini kan basisnya NU atau Islam tradisional. Tentu sangat rasional menggaet Mbak Yenny jika ingin mengambil suara di wilayah ini," ujarnya. 

Masih melalui pernyataan tertulis, Yenny Wahid adalah tokoh independen atau tidak menjadi anggota partai politik manapun. Hal ini lebih menguntungkan karena mudah diterima partai koalisi. 

"Sebagai tokoh yang independen, Yenny cenderung lebih mudah diterima parpol koalisi. Semua koalisi ini kan cuma soal cawapres aja, di mana semua menyodorkan nama atau kader masing-masing. Dalam situasi ini Yenny lebih mudah diterima karena tidak terikat parpol mana pun," tulisnya.

Baca Juga: PSI Deklarasikan Duet Ganjar-Yenny dalam Pilpres 2024, Pasangan Adil dan Toleran

Pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden menurut jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR. Bisa juga memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

 Dari 575 kursi di DPR, pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Parpol atau koalisi perlu mempertimbangkan para pemilih muda yang mendominasi jumlah DPT 2024 yang sudah disahkan. Yenny Wahid sebagai representasi NU sekaligus tokoh perempuan bisa jadi pertimbangan Capres yang ada untuk menjadikannya sebagai cawapres.***

Editor: Ali A

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler