Kemendikbud: Kurikulum Sejarah Secara Kronologis dari SD Sampai SMA, Keliru!

23 April 2024, 21:00 WIB
Candi Borobudur menyimpan banyak catatan sejarah /Brave/Pixabay

BANJARNEGARAKU.COM - Mata pelajaran Sejarah membentuk ‘historical thinking’ penting bagi anak didik untuk menghadapi dan membangun masa depan kehidupannya. Ada kekeliruan dalam mata pelajaran sejarah yang diajarkan dari SD hingga SMA selama ini. 

Zulfikri Anas menilai pengajaran sejarah secara kronologis dari SD sampai SMA adalah terbalik. Zulfikri adalah Plt. Ketua Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek. 

Pernyataan itu tercetus pada rapat hari kedua Selasa 23 April 2024, Review Capaian Pembelajaran Sejarah Tingkat Lanjut. Acara ini digelar di Hotel Mercure Roa Malaka Jakarta.

Baca Juga: Respon Cepat Penanganan Tanah Longsor Kaliori Mendapat Apresiasi Masyarakat

Zulfikri yang adalah Alumni Master of Education dari Curtin University of Technology Perth Australia ini mengungkapkan, semakin tua peristiwa sejarah maka akan semakin sulit bagi siswa untuk memahami dan menganalisisnya. 

"Selama ini kan pengajaran sejarah urut (runut) mulai dari pra sejarah di SD dan seterusnya. Karena kronologi sejarah urut seperti itu. Mestinya kelas yang lebih rendah belajar hal yang paling dekat atau baru dan kekinian,” ujar Zulfikri mengemukakan pendapatnya. 

Kelas lebih tinggi diajarkan materi yang lebih lampau. Tingkatkan usia ini mampu memahami dan menganalisis peristiwa yang lebih lampau. 

Baca Juga: Bansos PKH Bulan April-Juni 2024 Cair, Coba Cara Cek Penerima Login Pakai NIK KTP di cekbansos.kemensos.go.id

Guru Sejarah berperan penting memberi makna

Zulfikri menekankan agar pelajaran sejarah dibawakan oleh guru sejarah dengan mengedepankan kebermaknaan. 

"Dari sejarah kita akan tahu anatomi sebuah peristiwa itu terjadi, apa sebab akibatnya. Sehingga sangat penting historical competencies itu. Saya sangat tertarik dengan sejarah di SMA karena dulu ketika sekolah, guru saya sangat bermakna cerita-cerita sejarahnya" tandasnya.

Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumardiansyah Perdana Kusuma menyatakan, hal itu akan disesuaikan dengan melihat konektivitas antar Capaian Pembelajaran. Ia juga menjelaskan jika pelajaran sejarah di SMA akan tetap diajarkan secara kronologis, namun untuk sejarah tingkat lanjut dapat dilakukan pendekatan tematik. 

Baca Juga: Jerawat: Lebih dari Sekadar Benjolan, Ini yang Perlu Anda Ketahui

"Setelah capaian pembelajaran ini selesai, saya harapkan nanti ditunjang dengan pembuatan panduan pembelajaran, buku teks, perangkat pembelajaran hingga pelatihan untuk para guru sejarah. Kami berharap asosiasi guru juga selalu dilibatkan agar implementasi di lapangan tidak terjadi miskonsepsi," harap Sumardiansyah.

Penyusunan Panduan Mata Pelajaran pada Pendidikan Kesetaraan. Heni

Acara yang diselenggarakan Kemendikbud khususnya Puskurjar, mengambil tema Penyusunan Panduan Mata Pelajaran pada Pendidikan Kesetaraan. ***

 

 

 

Editor: Aris BRAVE

Sumber: Kemendikbud AGSI

Tags

Terkini

Terpopuler