Network
BANJARNEGARAKU.COM - Berikut ini adalah kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 8 SMP MTs, Kurikulum Merdeka, halaman 70 Dampak Kebakaran Hutan Bab Sistem Pernapasan Manusia.
Penulisan kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 8 SMP MTs, Kurikulum Merdeka, halaman 70 Dampak Kebakaran Hutan Bab Sistem Pernapasan Manusia, ini dilansir Banjarnegaraku.com dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam IPA kelas 8 SMP MTs terbitan Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pada kesempatan ini, kunci jawaban IPA kelas 8 SMP MTs halaman 70, ini juga berdasarkan penjelasan narasumber Leni Nurindah, S.Pd, alumni S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 8 SMP MTs, Kurikulum Merdeka, halaman 70 Dampak Kebakaran Hutan Bab Sistem Pernapasan Manusia. ini dapat adik-adik pelajari untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan selama proses pembelajaran.
Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 8 SMP MTs Halaman 69 Kurmer: Perokok Pasif Bab Sistem Pernapasan Manusia
Aktivitas 8.5
Membuat Artikel tentang Dampak Kebakaran Hutan terhadap Sistem Pernapasan Manusia
Ayo, Kita Lakukan
Kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa daerah di Indonesia ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan sistem pernapasan manusia.
Buatlah suatu artikel tentang dampak kebakaran hutan terhadap sistem pernapasan manusia.
Kamu dapat memperoleh sumber informasi dari wawancara orang di lingkungan rumah, sekolah, ataupun mencari berbagai macam informasi dari internet atau surat kabar yang berkaitan dengan tema tersebut!
Jawab:
Dampak Kebakaran Hutan terhadap Sistem Pernapasan Manusia
Secara umum, masyarakat Indonesia kurang menyadari praktik lingkungan secara berkelanjutan. Hal ini tercermin dari praktek pembakaran yang dilakukan oleh para petani dan peternak hingga perusahaan (strategi pembukaan lahan untuk pembangunan perkebunan, sebagian besar untuk perluasan perkebunan kelapa sawit atau industri kertas), khususnya di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Strategi tebas dan bakar adalah pilihan yang paling sering digunakan. Padahal praktik ini sebenarnya tidak diperbolehkan oleh undang-undang. Lemahnya hukum di Indonesia menjadi penyebab praktik pembakaran hutan ini terus meningkat.
Dampak kebakaran hutan sangat kompleks. Kebakaran hutan tidak hanya mempengaruhi ekologi dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Namun, efek kebakaran hutan juga berdampak pada Kesehatan.
Efek kebakaran hutan tidak terasa begitu api berkobar. Bahkan setelah api padam, asap dari kebakaran hutan masih dapat menyebar dan membahayakan masyarakat di sekitar lokasi bencana.
Bahayanya mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang. Padahal, berbagai bahan yang terkandung dalam asap kebakaran hutan dapat memengaruhi sistem pernapasan seseorang dan gangguan kesehatan lainnya.
Semua jenis asap dapat berdampak buruk bagi kesehatan, terutama jika dihirup. Namun, asap dari kebakaran hutan jauh lebih berbahaya karena mengandung berbagai bahan kimia berbahaya.
Sebagian besar bahan kimia dalam asap kebakaran berasal dari pohon, bangunan, kendaraan, pabrik industri, dan pemukiman manusia di sekitar hutan. Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam pestisida, cat, bensin, dan pelapis bangunan.
Selain itu, asap kebakaran hutan juga mengandung banyak partikel abu dari bahan yang terbakar. Saat terhirup, partikel asap kebakaran hutan masuk ke paru-paru dan menyebabkan kesulitan bernapas.
World Health Organization (WHO), mengungkapkan bahwa satu dari delapan kematian di dunia disebabkan oleh dampak polusi udara, salah satunya adalah yang menyerang pernapasan.
Seperti yang diketahui, asap mengandung gas, bahan kimia, partikel debu, dan bahan lain yang dapat mengiritasi paru-paru.
Selain itu, efek asap dapat memperburuk kondisi penderita alergi dan infeksi saluran pernafasan.
Ini termasuk bronkitis, pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik, sesak napas dan asma.
Demikian kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 8 SD MI, Kurikulum Merdeka, Buku Siswa halaman 70 Dampak Kebakaran Hutan Bab Sistem Pernapasan Manusia.
Disclaimer: Jawaban di atas hanya sebagai referensi siswa dalam belajar, dan tidak merupakan jawaban mutlak. Siswa masih dapat bereksplorasi dengan jawaban lain.
