Satu Lagi! Mahasiswa SV UNDIP Torehkan Juara , Inovasi Digitalisasi Sistem Mina Padi Buka Mata

- 6 Juni 2024, 19:30 WIB
Mahasiswa SV Undip mengenalkan inovasi Digitalisasi Sistem Mina Padi
Mahasiswa SV Undip mengenalkan inovasi Digitalisasi Sistem Mina Padi /Dwi Widiyastuti/

Materi permasalahan yang disajikankemudian harus diselesaikan oleh peserta melalui inovasi penerapan IPTEK (kategori Teknologi) dan langkah pendampingan (kategori Sosial) yang dikembangkan masing-masing tim.

“Rangkaian kompetisi SoTech dimulai sejak bulan Februari, yang diikuti sebanyak 189 peserta, dari 71 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Babak penyisihan 12 besar masing-masing tim diminta untuk membuat prototype inovasi melalui pendanaan SoTech senilai Rp2.000.000 tiap tim (Maret – Mei).” Jelasnya.

Syakha juga menambahkan puncak acara berupa Grand Final yang diselenggarakan pada 2 Juni 2024 di Palembang Indah Mall untuk mempresentasi sekaligus mensimulasikan hasil prototype yang sudah dikembangkan sebelumnya di hadapan juri dan hadirin Exhibition SoTech.

Syaikha termasuk mahasiswa berprestasi yang berhasil memiliki 5 HKI, 1 paper Internasional bereputasi dan beberapa publikasi media massa. Ia mengungkapkan bahwa inovasinya diberi nama Many Paddy.

“Inovasi itu pada dasarnya merupakan pengembangan Mina Padi dengan tata letak dan integrasi pertanian, peternakan, serta perikanan yang diubah ke dalam tatanan baru, lengkap dengan penggunaan teknologi sensor bertenaga panel surya” jelasnya.

Baca Juga: Contoh Soal IPAS Kelas 3 SD MI Kurmer Topik A: Siklus Hidup, Rangkaian Perubahan pada Makhluk Hidup

Lebih lanjut Malika yang juga telah mengantongi 2 HKI, menyatakan bahwa prototype yang dikembangkan dengan skala pengecilan 1:500, berhasil mengintegrasikan sensor pH air kolam perikanan dengan sensor ketinggian level air sawah. Apabila pH kolam air perikanan menurun hingga di bawah 5, maka air akan dialirkan dari kolam menuju sawah.

“Pada pH di bawah 5, terdapat pakan ikan yang sudah terdekomposisi bersama dengan residu ikan, membentuk nitrat dan nitrogen yang apabila diutilisasi sebagai air persawahan akan dapat membantu memenuhi kebutuhan zat hara pada sawah,” imbuh Malika.

“Air akan dialirkan dari kolam ke sawah hingga ketinggian air di sawah tercapai 1,5 cm. Apabila air sawah kurang dari 1 cm, maka air akan disuplai dari kolam ikan atau sumber air luar. Apabila air sawah lebih dari 1,5 cm, maka sensor akan mendeteksi dan langsung mengeluarkan air dari sawah hingga tercapai ketinggian optimal,” tambah Haliza.

Tak tanggung-tanggung prototype inovatif juga dilengkapi fermentor mini yang terletak di dekat kandang bebek, untuk fermentasi feses ikan bebek dicampur dengan bahan lain seperti EM4, dedak padi, air, dan larutan gula merah selama 2 minggu, yang selanjutnya digunakan sebagai pakan ikan yang dibiakkan di bawah kandang bebek.

Halaman:

Editor: Dwi Widiyastuti

Sumber: Humas Undip


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah