Upaya Tingkatkan Produktivitas Padi, Begini yang Dilakukan Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan

15 Agustus 2022, 06:26 WIB
Upaya Tingkatkan Produktivitas Padi, Begini yang Dilakukan Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan /M. Nurudin/banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU.COM - Produktivitas Padi Banjarnegara rata-rata 6,3 ton per hektar.

Hal ini dinilai masih jauh nilai produktivitas padinya bila dibandingkan dengan sejumlah kabupaten atau kota lain di Jawa Tengah.

Padahal, harapan para petani dalam usaha pertanian adalah adanya peningkatan produktivitas yang tinggi dan harga jual padi yang mahal.

Baca Juga: Kontingen Jawa Tengah Isi Pembukaan Jamnas XI Tahun 2022 di Cibubur, Salah Satunya Tari Kolosal Kebhinekaan

Untuk itu, sejumlah upaya tengah dilakukan Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara dalam rangka peningkatan produktivitas padi.

Terutama dalam penyediaan sarana prasarana produksi, baik bibit padi unggul, pupuk sampai penanganan pasca panen menggunakan mekanisasi alat panen berupa combine harvester besar.

Sebagaimana diungkapkan Suparman, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara saat acara demonstrasi event penggunaan alat panen combine harvester besar bertempat di lantai jemur Gapoktan Taruna Tani Desa Susukan, Kecamatan Susukan.

Baca Juga: Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Menangis di Magelang, Ternyata Penyebabnya Ini.. Kata Pengacara

Menurutnya, peningkatan produktivitas padi di Banjarnegara dapat dilakukan sebagaimana sejumlah kabupaten atau kota lainnya di Jawa Tengah.

Di Kabupaten Sukaharjo, Jawa Tengah, misalnya, produktivitas padi mencapai 12 ton per hektar.

"Kita, rata-rata produktivitas padi di Banjarnegara hanya 6,3 ton per hektar. Walaupun ada yang 9 ton, 8 ton, 7 ton, 5 ton," ungkapnya.

Lebih jauh dikatakannya, salah satunya dengan adanya pupuk baru yang diproduksi oleh sejumlah produsen akan turut mendukung peningkatan produktivitas padi.

Baca Juga: Tebar Kebaikan, Saka Bhayangkara Santuni Anak Yatim Piatu Peringati HUT Pramuka k3 61

Harapannya dapat naik produktivitas padinya sehingga petani akan untung.

"Kita sebenarnya bisa, saya percaya bisa mencapai 9 ton per hektar. Memang ada syarat-syaratnya," jelasnya.

Dikatakannya, dalam usaha pertanian pun petani harus memperhitungkan secara ekonomi antara biaya produksi dan hasil yang diperoleh.

Diakuinya, kondisi lahan pertanian yang masih berupa petak-petak kecil perlu diperhatikan oleh petani. Kondisi pematang di sawah perlu juga diatur, tidak terlalu banyak.

Baca Juga: Kawal Kasus Pembunuhan Brigadir J, Kejagung Siapkan 30 Jaksa

"Olah lahan bolak balik, tidak rampung-rampung, akibatnya bensin banyak, sehingga biaya produksi tinggi sebab petak sawah kecil-kecil," urainya.

Pihaknya juga berharap petani-petani yang ada di wilayah Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Mandiraja dan Purwanegara dapat berkorporasi atau bekerja sama.

Bentuk kerjasama ini dalam rangka penyerapan hasil panen dari petani, sehingga harga gabah tidak terlalu rendah.

Pemkab Banjarnegara sudah mulai berupaya dan menghidupkan kembali Ricemill RMU. Sebagaimana yang ada di Kecamatan Purwanegara.

Hal ini sebagai salah satu upaya dalam rangka penyerapan gabah petani.

Baca Juga: Kejagung Terima SPDP Empat Tersangka Pembunuhan Brigarid J dari Bareskrim Polri, Langkah Selanjutnya..

"Kalau tidak ada penyerapan gabah dari petani, bagaimana rice mill mau jalan," katanya.

Diakuinya, belum banyak petani yang bekerja sama. Salah satunya, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Taruna Tani Desa Susukan, Kecamatan Susukan yang diketuai Sunarko, SP yang sudah menjalin kerjasama tersebut.

Terkait harga pembelian dalam kerjasama ini, dilanjutkannya, harga gabah akan di serap dari petani dengan harga jual di atas rata-rata harga pasaran.

Namun, ada beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sehingga gabah dapat terserap.

Salah satu diantaranya saat panen, dimana penggunaan alat panen combine harvester menjadi persyaratannya.

Baca Juga: KABAR DUKA! Pesepak Bola Meninggal Dunia saat Bertanding, Akibat Tersambar Petir

"Jangan digepyok atau threser. Sebab, belum memenuhi persyaratan. Kalau menggunakan combine harvester, memiliki blower yang kuat, sehingga gabah yang keluar akan lebih bersih dan kehilangan hasilnya kecil," urainya.

Harapannya, dengan penggunaan combine harvester, petani dapat menghasilkan gabah yang bersih sehingga bisa dijual dengan harga yang tinggi.

Sementara itu, terkait harga sewa combine harvester dapat dinegoisasikan.

Hal ini tidak lepas dengan keberadaan UPJA atau Unit Usaha Pengelolaan Jasa Alat Mesin Pertanian yang ada di Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga: Anggota Pramuka Akan Dilibatkan Atasi Stunting dan Pernikahan Dini, Berikut Selengkapnya

Di Kecamatan Mandiraja, misalnya, kita sudah punya UPJA. Bahkan, sudah ada alatnya berupa combine harvester. Sedangkan untuk Kecamatan Susukan, sudah ada UPJA tapi belum ada alatnya.

Kalau alatnya milik UPJA, nanti harganya bisa dinegoisasikan."Karena alatnya punya kelompok, dipakai oleh kelompok dan keuangannya juga untuk kelompok maka harganya bisa separoh atau separoh harga sewa alatnya.

Hadir dalam acara demonstrasi event penggunaan alat panen combine harvester besar tersebut Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, Camat Susukan, BPP Susukan, BPP Mandiraja, BPP Purwanegara, Kades Susukan, Kades Dermasari, Gapoktan Taruna Tani Desa Susukan, Kecamatan Susukan, dan sejumlah perwakilan kelompok tani.

Baca Juga: Ajudan Ferdy Sambo, Bripka RR Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J, Dikabarkan Berasal dari Sumpiuh Banyumas

Selain itu juga digelar panen raya padi hibrida dan pasar teknologi pada demplot lahan milik anggota GapoktanTaruna Tani Desa Susukan, Kecamatan Susukan.

Panen raya padi hibrida dan pasar teknologi digelar oleh produsen sarana produksi pertanian dari CV Tani Jaya Unggul Purbalingga dan Multi Sarana Indotani.

"Dengan acara demonstrasi event penggunaan alat panen combine harvester besar atau panen raya padi hibrida dan pasar teknologi, membantu kita untuk mensosialisasikan kepada petani," pungkasnya.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler