KH Supandi Ajak Insan Pers Jateng Memaafkan dan Memberikan Manfaat

8 Mei 2023, 18:49 WIB
KH Supandi paling kanan di sebelah Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dan Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana fotoberasa di sela halalbihalal dan silaturahmi PWI Jateng Senin 8 Mei 2023 /Ali A/


 
BANJARNEGARAKU - SEMARANG – “Saya orang yang masih berpendapat sama bahwa saya tidak bisa menerima setelah puasa selesai, orang itu kembali suci. Kembali itu sama dengan kepulangan pada keadaan tempat semula. Orang yang diajak kembali suci pasti jauh dari kesucian,” kata KH Supandi saat memberi tausyiah dalam acara halalbihalal dan silarurahmi PWI Jateng, Senin (8 Mei 2023).

KH Supandi dalam tausyiahnya mengaku ketika banyak orang memahami Idul Fitri merupakan momentum kembali suci, maka dirinya termasuk orang yang tidak setuju dengan pemahaman tersebut.

Menurutnya, banyak orang juga yang sebenarnya salah dalam menyampaikan permohonan maaf dengan berbagai istilah yang sering disampaikan pada setiap Idulfitri, seperti Minal ‘Aidin wal Faizin yang artinya orang kembali dan menang, bukan permohonan maaf antar sesama.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Marah Besar hingga Menangis atas Aksi KKB Papua: Saya Marah!

“Banyak yang salah menyampaikan, tapi bagi saya yang penting adalah pesan maaf tersampaikan,” ujarnya.

Ya, halalbihalal dan Silaturahmi PWI Jawa Tengah di Gedung Pers Semarang berlangsung gayeng dan meriah. Apalagi saat berlangsungnya tausyiah oleh KH Supandi.

Baca Juga: PKS Banjarnegara Serahkan 50 Berkas Pendaftaran Bakal Calon Anggota Legislatif kepada KPU, Ini Selengkapnya

 
Gelak tawa dari para peserta mewarnai kegiatan yang diikuti para pengurus PWI Jawa Tengah, IKWI, dan Assalam serta para mitra kerja yang hadir. Semua peserta terhibur dan menikmati guyonan-guyonan yang dilontarkan KH Supandi dalam tausyiahnya.

Baca Juga: Bupati Tiwi : Membuat Inovasi Harus Jadi Kebiasaan Tiap OPD
 
Para mitra kerja PWI Jateng yang hadir di antaranya Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono, Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip Ir Soeharsojo IPU, Rektor USM Dr Supari ST MT, Ketua Umum KONI Jawa Tengah Bona Ventura Sulistiana, Kepala Stasiun RRI Semarang Danang Prabowo, dan lainnya.
 
Permohonan Maaf

Lebih jauh KH Supandi mengutarakan, permohonan maaf atas dosa-dosa secara umum dilakukan secara vertikal, yakni hablum minallah yang disampaikan kepada Allah Swt dan hablum minannas, secara horizontal dengan orang lain.

“Kalau vertikal itu mudah tinggal disampaikan kepada Allah SWT yang sulit itu horizontal habblum minanaas sama orang lain,” imbuhnya. 
 
Pasalnya setiap kali orang berhubungan dengan orang lain pasti ada saja setan yang menyenangkan, seperti setan ghibah. Dimana banyak orang yang merasa senang saat membicarakan kejelekan orang lain. “Selebihnya yang namanya dosa itu ya bisa hilang dengan melakukan taubatan nasuha,” tegasnya.

Baca Juga: Kecamatan Karangreja Persiapkan Dampak Kemungkinan Musim Kemarau
 
“Tema Ojo Nekat Ojo Kumat ini bisa menjadi trik semangat untuk berbuat kebaikan sekecil apa pun. Sebaik-baik manusia mampu memberi manfaat kepada orang lain. Memaafkan dan memberikan manfaat, Insyallah mendapat pahala dari Allah SWT,” katanya.
 
Dalam kesempatan ini Ketua PWI Jawa tengah Amir Machmud NS menekankan bahwa kehadiran semua di halalbihalal dan silaturahmi ini untuk konsolidasi hati dan konsolidasi rasa. “Silaturahmi ini bungkus spiritual yang nanti akan semakin menguatkan, betapa hati kita berpaut, betapa rasa kita sama, juga sahabat lama yang ada dalam Assalam kita beri tempat khusus, termasuk kegiatan hari ini,” tandasnya.

Baca Juga: Pemkab Purbalingga Kirim 6 Program untuk Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023

Dosen jurnalistik beberapa perguruan tinggi ini mengatakan, PWI Jawa Tengah akan terus melanjutkan tradisi silaturahmi untuk menyatukan hati dan rasa di antara para anggotanya. “Tradisi kumpul menyatukan hati dan rasa terus kita kembangkan, kami memimpikan silaturahmi antar personal tidak hanya diikat kepentingan profesi, tapi lebih pada persaudaraan,” katanya.

Amir mencontohkan upayanya itu dengan membentuk sebuah majelis di antara para anggota PWI Jawa Tengah yakni Majelis Ashabul Kahfi. “Dibentuk sejak 2020 sampai sekarang Ashabul Kahfi ini sudah 83 kali khatam Alquran, ini penjaga moral kami, pilar penyangga kami,” tandasnya.

Terkait tema yang diangkat dalam halalbihalal dan silaturahmi kali ini, lanjutnya, itu sedikit guyon yang muncul saat rapat persiapan.

“Tema itu juga menjadi salah satu kritik ke dalam kami, kami mungkin masih sering nekat dan kumat yang membelakangi pemikiran-pemikiran yang bijak. Sengaja kami menghindari tema-tema dengan kalimat yg ndakik-ndakik seperti penataran P4, cukup dua ini pesannya sudah cukup mendalam,” tambahnya. ***

Editor: Ali A

Tags

Terkini

Terpopuler