Stasiun SDS di Banjarnegara Segera Dikaji Jadi Cagar Budaya

20 Januari 2024, 11:00 WIB
Bangunan stasiun di Banjarnegara /Brave/Heni

BANJARNEGARAKU.COM - Bangunan stasiun Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) segera dikaji untuk dijadikan sebagai bangunan cagar budaya. Stasiun ini merupakan bangunan kecil tempat kereta SDS berhenti pada zamannya. 

Saat ini bangunan yang beralamat di Jl. Bambang Sugeng ini saat ini berfungsi sebagai gudang. Bangunan stasiun SDS ini jadi penanda kota Banjarnegara pada masanya. 

Baca Juga: Ranking FIFA Indonesia Naik Setelah Kalahkan Vietnam 1-0, Peluang Lolos 16 Besar Maikn Lebar

Penanda kota (landskap) Banjarnegara yang memiliki nilai cagar budaya dan ciri khas kota harus segera dilindungi. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Banjarnegara Tursiman, kemarin Jumat 20 Januari 2024.

"Mohon bangunan yang mencirikan kota dan banyak dikenal warga Banjarnegara untuk dilindungi sebagai cagar budaya," pinta Tursiman kepada Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono.

TACB Banjarnegara sendiri yang terdiri dari 5 orang bersertifikat Ahli Cagar Budaya kemarin menyelenggarakan rapat perdana awal tahun, merencanakan objek diduga cagar budaya yang akan segera dikaji di tahun ini.

Baca Juga: Saran Jalur Aman ke Dieng 2024, Tanpa Tertipu Jalur Peta Daring

"Kita akan segera koordinasi dengan PT KAI Daop V untuk kajian stasiun Banjarnegara untuk menjadi cagar budaya. Stasiun itu memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat Banjarnegara. Objek lain yang penting juga akan menyusul kita kaji" jelas Heni.

Guru Besar Sejarah Kota Universitas Airlangga Surabaya (Unair) Profesor Purnawan Basundoro dalam bukunya "Arkeologi Transportasi: Perspektif Ekonomi dan Kewilayahan Karesidenan Banyumas 1940-1940-an" (2019) mengungkapkan bahwa jalur kereta api Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) dibangun mulai bulan Mei 1895. 

Pembangunan jalur kereta SDS ditangani oleh Ir. C Groll dan C.J.N Bijvanck. Jalur SDS meliputi rute Maos, Purwokerto, Sokaraja, Banjarsari, Purwareja Klampok dan Banjarnegara. 

Baca Juga: Penjaga Sekolah Banjarnegara Minta Dimasukkan ke Data Pokok Pendidikan

Keunikan jalur ini hampir seluruhnya melintasi lembah sungai Serayu sebagaimana nama perusahaan kereta api ini.

"Adapun tahun 1917, jalur kereta api Banjarnegara-Wonosobo baru dibuka. Jalur ini sangat penting karena Wonosobo merupakan penghasil tembakau yang sangat potensial," tulis Purnawan.

Kabid Kebudayaan Dinparbud Banjarnegara, Yelly Harmoko sangat mendukung kerja TACB dan berharap masyarakat juga ikut mendukung upaya pelestarian cagar budaya di Banjarnegara.

"Silakan jika masyarakat menemukan objek yang diduga cagar budaya, dilaporkan kepada Dinparbud untuk kita daftar dan nantinya dikaji oleh TACB yang sudah kita miliki. Nantinya kajiannya juga akan kita webinarkan, agar masyarakat tahu persis nilai sejarah yang ada pada cagar budaya yang dikaji oleh TACB," jelas Yelly.

Baca Juga: Honor Naik! Segini Gaji KPPS Pemilu 2024 Per Orang, dan Berikut Tugas-tugasnya Selengkapnya...

Penetapan bangunan penanda kota sebagai cagar budaya, selain melindungi secara hukum juga memelihara ciri khas sebuah kota. Cagar budaya juga sebagai bagian dari sejarah sebuah kota secara fisik. ***

Editor: Aris BRAVE

Sumber: Narasumber Disparbud Banjarnegara

Tags

Terkini

Terpopuler