"Kami bersyukur, warga masih berupaya mempertahankan tradisi sambatan dalam kehidupan bermasyarakat, seperti gotong royong saat membangun rumah," ungkap Mohammad Nurudin, Perangkat Desa Dermasari, Kecamatan Susukan, Banjarnegara.
Dengan bergotong royong melalui sambatan, lanjutnya, pekerjaan berat sekalipun jika dilakukan bersama-sama maka akan terasa ringan.
Diakuinya, seiring dengan adanya arus modernisasi dan globalisasi dapat menumbuhkan sikap individualistik, komersialisme di kalangan masyarakat, sifat acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar.
Bahkan tidak akan membantu warga lainnya jika tidak ada imbalan. Jika hal-hal semacam itu terus dibiarkan, maka lama kelamaan akan menggerus semangat gotong royong.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat, budaya yang tidak sesuai kepribadian bangsa Indonesia jangan sampai berpengaruh terhadap kebiasaan, perilaku dan budaya masyarakat kita," tambahnya.
Sambatan ini diikuti oleh sekitar dua puluhan orang. Warga di lingkungan sekitar, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan membaur menjadi satu, bahu membahu membantu warga lain yang sedang mempunyai hajat membangun rumah.
Warga membantu tenaga secara sukarela tanpa imbalan atau upah untuk menolong orang lain. Dan yang diberi imbalan biasanya hanya tukang.