Network
BANJARNEGARAKU.COM - Lilis Ujianti yang merupakan salah satu anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara periode 2019 – 2024, politisi yang berlatar belakang pendidik dan istri dari H. Mushobihin (ketua Cabang Syarikat Islam Banjarnegara) ini di sela-sela kesibukkannya sebagai ibu dan legislator tetap menyempatkan diri untuk menulis.
Menulis menurut Ngayu Lilis sapaan akrab Lilis Ujianti merupakan kebahagiaan. Dengan menulis gagasan/ide dan pikiran menjadi lebih positif serta bermanfaat jika tulisan tersebut dinikmati oleh orang lain untuk tidak sekedar dibaca tapi juga diterapkan.
“Menulis bagiku lebih bermakna "marem", karena sudah mengungkapkan ide, gagasan dan pendapat. Kalau tulisanku bisa menghibur, ditunggu dan menjadi inspirasi banyak orang, tentu aku akan lebih bahagia lagi.” Ungkap Lilis Ujianti.
Lilis Ujianti yang menjabat di Komisi IV DPRD Kabupaten yang membidangi kesejahteraan rakyat ini dalam tugasnya juga bersinggungan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berkaitan dengan kesejahteraan seperti Dinas Kesehatan, Dinsos PPPA, Disnaker, Dindikpora, Bagian Kesra Setda, dan Rumah Sakit Umum Daerah, tentunya sangat pas jika dirinya memiliki hobi menulis.
Buku yang ditulis Lilis Ujianti pada akhir tahun 2022 lalu, misalnya ternyata banyak memberikan solusi untuk pasangan pernikahan yang terancam untuk bercerai, berkat terbitnya buku yang berjudul “Jangan bercerai, masalahmu ada kok solusinya” tersebut, ternyata menjadikan dirinya konsultan dadakan terkait perkawinan.
“Setelah terbit buku saya yang berjudul “Jangan bercerai, masalahmu ada kok solusinya” saya malah seperti jadi konsultan keluarga, dari sini saya malah berpikir untuk mendirikan semacam lembaga konsultasi masalah perkawinan, keluarga, dan anak yang memberikan pelayanan konsultasi secara cuma-cuma untuk masyarakat Banjarnegara, dan ini juga tentunya sesuai dengan komisi yang saya bidangi.” Tegas Lilis Ujianti.
Baca Juga: Imam Khambali Mandiraja Banjarnegara Sabet Satu Kategori dalam Ajang Penyuluh Agama Islam Award
Lilis Ujianti juga pernah ditanya "buat apa sih masih nulis, kan bukan PNS yang tulisannya bisa digunakan untuk kredit point kenaikan pangkat ?," Dia hanya tersenyum dan menjawab “nulis bukan soal pangkat dan yang lainnya. Menulis bagiku lebih bermakna dari sekedar kepuasan. Melalui tulisan tersebut ide, gagasan dan pendapat dapat tercurahkan. Jika tulisanku bermanfaat banyak orang, tentu aku akan lebih bahagia lagi.
