Baca Juga: Serabi Mbah Mistem Karangsalam Susukan, Sejak 1983, Jualan di Pasar Pagi Perja Banjarnegara
Selanjutnya, peserta juga diberikan materi mengenai teknik budidaya umbi-umbian, mulai dari penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemupukan, perlindungan tanaman, dan panen.
Serta lebih jauh, setelah dijelaskan mengeni jenis, manfaat dan cara pengolahan, peserta pelatihan juga diberikan informasi mengenai nilai ekonomis dari tanaman biofarmaka setelah diolah menjadi minyak atsiri.
Lebih jauh, dijelaskan Indah Sulistiyawati, kegiatan ini terselenggara dari hibah yang diberikan oleh Kementerian Pendikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun pelaksanaan 2023.
"Hibah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini sekitar Rp 40 juta, yang terdiri dari alat teknlonogi tepat guna penyulingan atsiri, serta bantuan bibit kayu putih, nilam serta pelatihan sekaligus monitoring dan pendampingan, untuk memastikan keberlanjutan kegiatan paska pelatihan," jelas Indah.
Baca Juga: Gayeng, Tasyakuran Tahun Ke-2 banjarnegaraku.com
"Dari dana hibah yang diberikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini, sebanyak 70 persen dananya memang harus terserap untuk masyarakat desa," tambahnya.
"Harapan kami, dapat mengembangkan potensi yang ada di Desa Sirkandi, dalam pengembangan tanaman biofarmaka, yang jika dikelola dapat menjadi minyak atsiri yang akan lebih bermanfaat, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dari warga Desa Sirkandi," pungkasnya.
Sementara, Kepala Desa Sirkandi Giri Sarono kepada banjarnegaraku.com mengungkapkan, program yang berlangsung ini merupakan penggalian potensi yang ada di Desa Sirkandi sebelumnya, yang pada tahun ini terealisakan, dari UNU Purwokerto dan Unsoed Purwokerto.