Network
BANJARNEGARAKU.COM - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo lakukan safari politik ke Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara, Senin 15 Januari 2024.
Di Purbalingga, Ganjar menemui ratusan relawan, para pelaku UMKM, pegiat seni, petani, pegiat sosial media dan buruh bulu mata palsu.
Di depan para pendukung dan parpol pengusung di Hotel Owabong, Ganjar menyampaikan gagasan tentang modernisasi pertanian untuk meningkatkan ketersediaan pangan di Indonesia.
Baca Juga: Debat Keempat Hadirkan Cawapres Pemilu 2024 untuk Adu Gagasan, Ini Temanya
"Pemerintah harus hadir menyediakan sarana dan prasarananya. Alsintan, ketersediaan pupuk dan kebijakan yang berpihak pada petani," katanya.
Sementara itu di salah satu pabrik bulu mata palsu, Ganjar mengapresiasi para investor yang masuk ke Indonesia. Karena itu pemerintah juga harus memberikan dukungan kepada mereka terutama mereka yang berorientasi ekspor.
"Ekspor juga harus dibuka lagi sehingga order meningkat, terlebih lagi harus recovery paska covid," katanya.
Karena itu, kata Ganjar, ada agen pemerintah yang bertugas di luar negeri untuk membuka kembali keran ekspor. Tim marketing, duta besar, Kadin untuk membantu itu.
Baca Juga: Serap Aspirasi Rakyat, Ganjar Pranowo Nginep di Rumah Warga Dusun Seger Kalibening Banjarnegara
Di Purbalingga, Ganjar didampingi oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Ketua DPRD Kabupaten sekaligus Ketua DPC PDIP Purbalingga Bambang Irawan, caleg DPR RI dari PPP yang juga kakak iparnya, Nurul Hidayah Supriyati.
Setelah melakukan lawatan politiknya di Purbalingga, Ganjar Pranowo di Banjarnegara, mengunjungi ratusan penderes kelapa yang disebut Ganjar sebagai 'Pejabat Tinggi, para buruh pabrik garment, dan juga menemui Gen Z Banjarnegara.
Salah satu yang menjadi fokus pembahasan dalam kunjungan kali ini adalah nasib para penderes kelapa yang sangat butuh jaminan kesehatan.
Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada sistem pengamanan bagi para penderes. Namun di sisi lain saat ditawarkan perihal pengamanan Sebagian besar menyampaikan repot lantaran tidak terbiasa.
Di sisi lain, para penderes ini belum memiliki jaminan Kesehatan seperti BPJS. Sehingga menurutnya, pemerintah harus turun memberikan jaminan keselamatan.
Baca Juga: Ini 9 Gunung Alternatif di Wonosobo saat Gunung Prau Tutup Pendakian
Ia mencontohkan saat dirinya menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ada pendampingan terhadap penderes nira kelapa yang bekerjasama dengan pihak dari Jerman.
“Dulu saat di provinsi, dari dinas ada yang melakukan pendampingan yang bekerjasama dengan Jerman. Selama tiga tahun pendampingan dan hasilnya luar biasa,” terangnya.
Ganjar juga mengajak para penderes untuk mengolah nira menjadi bentuk lain selain gula kelapa, seperti menjadi gula kristal atau gula cair.
Dengan begitu akan ada penambahan nilai jual yang berujung pada peningkatan nilai jual.
Baca Juga: Pemilih Wajib Tahu! Ini Batas Urus Pindah Memilih, Bisa Nyoblos di TPS Lain pada Pemilu 2024
“Kalau gula biasa harganya tidak terlalu mahal. Untuk meningkatkan pertama diolah lagi menjadi gula kristal atau gula cair. Ini nilai jualnya akan naik,” ujarnya.
Saat mengunjungi pabrik garment di Desa Masaran, Ganjar melakukan dialog dengan para buruh dan pemilik pabrik. Ganjar melakukan pengecekan masalah pungutan liar, pajak, dan perijinannya.
"Alhamdulillah tidak ada pungli, perijinan juga mudah,"katanya.
Kepada para Gen Z di Banjarnegara yang dikumpulkan di Pondok Pesantren Alif Baa, Mantrianom, Ganjar bercerita tentang perjuangannya memberantas korupsi dan pungutan liar.***
