Permainan ini dilakukan secara bergantian, dan pemain menangkis pukulan lawan dengan sarung. Permainan berakhir ketika salah satu pemain menyerah atau sarungnya terjatuh.
Baca Juga: Bank Indonesia: Segini Batas Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024, Berikut Jadwal dan Lokasinya...
Perang sarung biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan, terutama saat hari libur sekolah. Namun, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan di tempat asalnya dan kini malah dikonotasikan negatif di kalangan anak muda.
Tradisi perang sarung di Sulawesi Selatan juga dikenal dengan sebutan sigajang laleng lipa. Makna kalimat ini adalah saling tikam dalam satu sarung. Tradisi ini dilakukan dengan cara berduel dalam satu sarung dengan menggunakan senjata berupa badik.
Akibat fatal ini tentu tidak diinginkan baik oleh orang tua maupun oleh masyarakat umum. Melaporkan kumpulan remaja yang diduga akan perang sarung kepada polisi adalah tindakan tepat yang bisa dilakukan. ***