BANJARNEGARAKU.COM - Sebanyak 30 pelaku usaha makanan dan minuman serta 14 perajin tangan (Craft) ikut memeriahkan ajang Amazing Golaga Festival (AGF) 2023. Mereka menggelar dan menjual berbagai hasil produksinya di area "Kampung Craft & Culinary" di komplek wisata Golaga, Desa Siwarak, Kecamatan Karangreja Purbalingga.
"Alhamdulilah lapak kuliner dan kerajinan laris manis. Acara ini semoga bisa mendorong pelaku UMKM kuliner dan kerajinan naik kelas," ujar Bupati Purbalinga Dyah Hayuning Pratiwi di sela acara AGF, Minggu 29 Oktober 2023.
Bupati Tiwi berharap AGF menjadi event tahunan yang memberdayakan pelaku UMKM Purbalingga.
Sementara itu, Sekertaris DinkopUKM Adi Purwanto menyatakan Kampung Craft menyajikan tema kipas dari kain batik dan ecoprint. "Kegiatan ini sebagai cikal bakal dari rencana event Festival Kipas di Tahun 2024 mendatang," kata Adim
Menurutnya setelah dilakukan pelatihan pembuatan kerajinan kipas dari batik eco print dan tenun Tumanggal ke depan para perajin akan melanjutkan untuk membuat kipas batik ecoprint. Pengenalan pembuatan batik eco print maupun kipas batik ini sudah dilakukan kepada para pelajar.
Baca Juga: Pelaku Penimbunan Solar Subsidi di Brebes, Berhasil Diringkus Polda Jateng
"Usai upacara Hari Sumpah Pemuda yang digelar di area Golaga, para pelajar diajak untuk membuat eco print. Ini merupakan langkah mengenalkan eco print dan kipas batik kepada generasi muda," ungkapnya.
Kampung Kerajinan menyajikan Purbalingga Art Corner, ada 11 pengrajin, mulai dari rajut, eco print, sibori, dan aneka kraf, kayu dan batik. Sibori merupakan batik dengan menggunakan teknik pewarnaan Jepang
Suprapti salah satu perajin rajut yang memiliki 5 orang pekerja menjelaskan, hasil kerajinannya selain dipasarkan secara langsung. Untuk lebih mengenalkan kerajinan tangan kelompok Purbalingga Art Corner secara rutin satu bulan sekali menggelar pameran sekaligus berjualan di Pedestarian GOR Goentoer Darjono.
Baca Juga: Keren! Tampil Di Amazing Golaga Festival, Tantri Kotak Kagumi Pesona Golaga
Menurutnya, keinginan anak muda untuk menggeluti dunia rajut tidak banyak. Namun demikian justru anak muda lebih menyukai dunia pemasaran hasil kerajinannya.
"Anak muda mungkin tidak telaten, namun karena faktor kemajuan teknologi justru mereka memilih memasarkan hasil kerajinan melalui gadget" pungkasnya.***