"Jangan sampai orang Banyumas ilang Banyumasane,” ujar Tri Gunawan.
Jika ada sekolah yang berani membuka kelas Jawa, Tri Gunawan meminta Bupati Purbalingga untuk meresmikan keberadaan Kelas Jawa di sekolah itu.
“Kepala sekolah dan guru Bahasa jawa, jangan takut membuka Kelas Jawa. Ini inovasi yang bagus, sebagai upaya melestarikan Bahasa Jawa. Kita tidak merasakan manfaatnya sekarang, tapi saya yakin kedepannya akan berdampak baik dalam upaya membangun karakter peserta didik dan pelestarian Bahasa Jawa,” ujar Tri Gunawan.
Keberadaan Kelas Jawa, lanjut Tri Gunawan, harus konsisten dan berjenjang dimulai sejak pendidikan usia dini. Dicontohkan, saat ini ada PAUD/TK Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol yang sudah membuka Kelas Jawa. Dengan guru yang ada 3 orang, setiap hari anak-anak dibiasakan berbahasa Jawa dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran atau saat guru mengajar.
“Ini sangat bagus, dan harus diteruskan saat anak-anak masuk jenjang SD, SMP dan seterusnya. Saya salut dan bangga adanya kelas Jawa di PAUD/TK itu,” ujar Tri Gunawan
Tri Gunawan mengakui,penggunaan Bahasa Jawa kini makin terkikis. Hal ini ditunjukkan anak-anak mulai kehilangan unggah-ungguh dalam berkomunikasi dengan orang tua.
“Ini tantangan bagi guru Bahasa Jawa juga, agar bisa menanamkan unggah-ungguh dengan baik kepada peserta didik,” ujar Tri Gunawan.
Angkat 300 GTT
Terkait kekurangan guru, termasuk guru Bahasa Jawa, Tri Gunawan mengemukakan, tahun 2024 ini akan mengangkat 300 Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi guru berstatus P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).