BANJARNEGARAKU.COM - Penyakit demam berdarah yang parah ternyata dapat menyebabkan beberapa penyakit komplikasi.
Komplikasi yang ditimbulkan seperti perdarahan internal dan kerusakan organ, tekanan darah juga bisa turun ke tingkat yang berbahaya hingga menyebabkan syok.
Dilansir dari hallo dokter, perlu diwaspadai karena dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah juga bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: Trombosit Erat Kaitannya dengan Demam Berdarah, Simak Penjelasan Dokter PMI Banjarnegara
Perlu diketahui hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit demam berdarah.
Saat pulih, kamu harus minum banyak cairan, kamu juga perlu menghubungi dokter jika kamu memiliki tanda dan gejala dehidrasi berikut:
- Berkurangnya buang air kecil
- Sedikit atau tidak ada air mata
- Mulut atau bibir kering
- Kelesuan atau kebingungan
- Ekstremitas dingin atau lembap
Baca Juga: Waspadai Demam Berdarah Saat Musim Hujan, Kenali Gejala dan Tanda-Tandanya
Obat yang dijual bebas seperti acetaminophen dapat membantu mengurangi nyeri otot dan demam.
Namun, jika anda menderita penyakit ini, Anda harus menghindari jenis obat pereda lainnya, termasuk aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium.
Yang menjadi perhatian serius adalah, obat pereda ini dapat meningkatkan risiko komplikasi perdarahan .
Jika anda mengalami demam berdarah yang parah, anda memerlukan:
Baca Juga: Stop Konsumsi Makanan ini Saat Kamu Demam, Berikut Penjelasannya
- Perawatan suportif di rumah sakit.
- Penggantian cairan dan elektrolit intravena (IV).
- Pemantauan tekanan darah.
- Transfusi darah untuk menghilangkan darah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa vaksin itu sendiri alat yang efektif untuk mengurangi demam di daerah-daerah di mana penyakit ini sering mewabah.
Baca Juga: Produk Darah PMI Banjarnegara Dipastikan Aman, Berikut Tahapan dan Proses yang Dilakukan
pencegahan demam berdarah dan demam berdarah masih menjadi metode utama untuk mencegah penyebaran demam berdarah.
Jika kamu tinggal atau daerah yang sering terkena penyakit demam berdarah, tips berikut dapat membantu mengurangi risiko perkembang biakan nyamuk:
1. Memberantas sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging dengan jarak 1 minggu
2. Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, minimal setiap minggu
3. Menutup tempat penampungan air
Baca Juga: Waspada! Demam Berdarah Bisa Menimbulkan Komplikasi dan Bayi Prematur, Simak Cara Mencegahnya
4. Melakukan daur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty.
5. Pemandangan yang cukup di dalam rumah
6. Berikan kawat anti nyamuk di ventilasi rumah
7. Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras
8. Menggunakan kelambu saat tidur
9. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
Baca Juga: Kopi Banjarnegara Ternyata Jadi Primadona Sejak Zaman Kolonial Belanda
10. Menghentikan kebiasaan-kebiasaan pakaian
11. Menghindari wilayah wilayah yang rentan terhadap infeksi
12. Gunakan krim antinyamuk yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET), tapi jangan gunakan DEET pada anak di bawah 2 tahun.***