Perselisihan Masalah Anjing, Persepsi yang Mempengaruhi

21 Juli 2023, 13:23 WIB
Anjing dan manusia /Brave/Seaq68 / pixabay

BANJARNEGARAKU.COM - Dua berita cukup viral di pekan ini berkaitan dengan binatang anjing. Pernikahan Anjing Jojo dan Anjing Luna yang menggunakan adat Jawa terjadi di PIK2, Jakarta. Satu lagi adalah perselisihan antar tetangga karena bau dari anjing di Bogor. Para anjing tidak masalah, tetapi manusialah yang berpersepsi. 

Indira Ratnasari dan Valentina Chandra adalah dua orang yang menikahkan anjing mereka. Resepsi pernikahan termasuk pemberkatan dan resepsi menelan biaya sekira Rp 200 juta. Sebuah pernikahan anjing yang mewah. 

Persoalan mencuat ketika mereka menggunakan pemberkatan secara Katolik dan adat Jawa. Akhirnya mereka meminta maaf untuk kedua hal tersebut. Baik kepada keuskupan Jakarta, maupun kepada masyarakat Jawa. Tidak ada niatan melecehkan keduanya, jelas mereka dalam permintaan maaf. 

Sementara satu lagi video viral percekcokan antar tetangga tentang masalah anjing. Video tersebut diunggah di akun TikTok @deev zitumeank, pada Senin 17 Juli 2023.

Tampak dalam video viral dua bertetangga  adu mulut. Salah satu tidak setuju yang lain  memelihara anjing. Masalah bau, masalah kotoran anjing, bahkan ditampakkan sangat emosi. 

Pro dan kontra terhadap anjing

Dua peristiwa yang terjadi belakangan  ini menggambarkan kutub yang berbeda sikap manusia di Indonesia terhadap hewan anjing. Satu kutub sangat suka, sangat menghormati, bahkan menyanjung dan membanggakan peliharaan. 

Kutub yang berseberangan adalah sangat benci, jijik, takut, menjauhi, kalau perlu hewan anjing tidak ada di muka bumi. Kata 'anjing' juga digunakan dalam konotasi negatif. Salah satunya untuk mengatai orang yang yang tidak disuka atau saat meluap dengan amarah. Yang lain sering ada di dinding, "yang kencing di sini hanya anj***".

Sementara orang yang lain tersebar di antara dua kutub yang berbeda tersebut. 

Perkawinan Jojo dan Luna diprotes para pemegang dan pecinta budaya Jawa. Mereka merasa tidak rela budaya Jawa dalam hal ini perkawinan digunakan untuk hewan. 

Paguyuban Pranatacara Yogyakarta (PPY) dan Dinas Kebudayaan Yogyakarta menayangkan somasi senada. Intinya penggunaan budaya Jawa (pakaian terutama) adalah tindakan melecehkan budaya. 

Dilansir dari portal fajar, Pegiat media sosial Nicho Silalahi, mengkritik pernikahan anjing menggunakan adat Jawa. Kemungkinan terburuk yang dipikirkan Nico, kedepannya akan muncul sebuah istilah yang dipastikan sulit untuk diterima. "Tidak menutup kemungkinan muncul sebuah hinaan yang mengatakan adat kalian hanya cocok buat anjing," ujar Nico.

Baca Juga: Dinas Kebudayaan DIY Tersinggung, VIRAL! The Royal Wedding Anjing 'Jojo dan Luna' dengan Adat Jawa

Sementara saat banjarnegaraku.com mencoba menelusuri sebab orang tidak suka anjing, berikut beberapa jawaban dari Quora dan dari sumber lain

1.Anjing itu bau

Anjing yang tidak dirawat dengan baik bulunya lebih berbau, bahkan berkutu. Namun sebaliknya bila pemilik hewan rajin memandikan, anjing tidak berbau dan bulu tampak lebih bagus.

2. Alergi bulu binatang

Beberapa orang memang ada yang alergitidak hanya terhadap anjing, namun juga hewan berbulu lain seperti kucing, hamster, bahkan kelinci. 

3. Menakutkan, buas bisa menggigit

Anjing cenderung menggonggong pada orang yang baru dilihat. Bebeapa jenis anjing memang agresif dan akan menggigit pada orang yang belum dikenal atau asing. Agresifitas juga akan meningkat saat induk anjing memiliki anak. Semacam baby blues pada manusia. 

 4. Menularkan Rabies

Anjing adalah salah satu binatang buang dikenal dengan penyakit rabies. Bila binatang yang kena rabies menggigit manusia, maka bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditangani segera. Namun tidak semua anjing mengandung rabies. Pemilik anjing sebaiknya memberikan vaksin rabies kepada peliharaan nya. 

5. Alasan aliran agama

Agama Islam secara umum menajiskan air liur anjing. Ada dua mashab berbeda tentang hal memelihara Anjing. Buya Syakur dalam pengajian yang dimuat dalam YouTube kanal Sinau Urip Berkah, mengatakan mashab Imam Syafi'i saja yang menajiskan anjing. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan negara mayoritas muslim lain seperti di Turki banyak orang muslim yang memelihara anjing. 

Baca Juga: Kalau Sudah Gejala Rabies, 99,9 Persen Pasti Mati

Sementara presepsi dan alasan di atas banyak berkembang. Dogma yang ditanamkan dari kecil "Awas ada anjing galak!" menjadikan makin banyak orang tidak suka anjing. 

Alangkah baiknya kedua kutub ini mengembangkan toleransi demi kehidupan bersama. Saling mengerti dan saling memahami. Toleransi tidak hanya tentang agama, namun juga bisa berjalan bersama dengan orang yang berpendapat berbeda. ***




Editor: Ali A

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler