Berjuang Lawan Limbah Sampah Plastik, Pandawara dan Wisata Edukasi TPA Winong Banjarnegara

16 Agustus 2023, 09:12 WIB
Perjuangan melawan limbah plastik oleh Pandawara dan Nurochim /Brave/Pandawara / Instagram / nurochim / koleksi pribadi

BANJARNEGARAKU.COM - Persoalan sampah plastik sudah jadi masalah global yang dihadapi umat manusia. Pandawara, sekelompok anak muda dari Bandung, Jawa Barat mulai mengunggah konten saat mereka membersihkan sampah sungai bersama. Sedangkan Nurochim, pemuda Winong kecamatan Bawang, Banjarnegara, berjuang melawan melalui mengadakan Wisata Edukasi ke TPA. 

Pada konten tiktok Pandawara, selain membersihkan sungai di sekitar Bandung juga pernah beberapa kali membersihkan pantai di lokasi lain. Pada Sabtu dan Minggu 12-13 Agustus 2023 mereka membersihkan pantai di Cirebon. Pantai kotor ketiga se Indonesia, begitu mereka menyebutnya, dalam dua hari ada 10.800 orang ikut bersama mereka bersih-bersih pantai yang dipenuhi sampah plastik. 

Pada unggahan sebelumnya mereka pernah berjuang membersihkan pantai terkotor se Indonesia di Banten. Sedangkan pantai terkotor kedua di Bandarlampung. Kegiatan mereka sepertinya sia-sia kalau dipandang dari sudut kebersihan. Seperti sungai di Cileunyi kabupaten Bandung sudah dibersihkan ternyata kotor lagi karena kiriman sampah dari hulu, mayoritas sampah plastik. Mereka berjuang kembali membersihkan sungai yang sama pada akhir Juli 2023 lalu, sekalian memperingati hari sungai nasional. 

Pandawara di pantai terkotor ke 3 se Indonesia Pandawara group /instagram

Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di desa Winong adalah TPA untuk kabupaten Banjarnegara yang terdiri dari 20 kecamatan. Keadaan TPA Winong saat Banjarnegaraku.com memantau, sampah plastik sudah menumpuk setinggi 2 meter dari permukaan jalan dengan luasan sekitar 10x20 meter, sedang kedalamannya tidak rata karena berupa bukit dan jurang. Sampah yang langsung jelas nampak adalah jenis sampah plastik. 

Baca Juga: Musibah! 52 Kapal Dilalap Si Jago Merah di Pelabuhan Jongor Tegal

Sampah-sampah yang masih bernilai jual langsung diambil para pemulung yang memilah, mengumpulkan, dan menjual pada pengepul yang siap menampung. Botol kemasan air minum, kertas dan kardus, dan rongsokan besi adalah sebagian dari sampah yang diburu pemulung. Pemulung dan pengepul berjuang bagi ekonomi mereka, namun mereka tanpa sadar berjuang mengurangi sampah plastik di TPA Winong, Banjarnegara. 

Wisata edukasi sampah yang digagas Nurochim adalah bagian dari paket wisata Botans Tubing. Wisatawan diajak mengenal TPA Winong dan dijelaskan mengenai sampah dan pengelolaannya. Nurochim mengharapkan setelah melakukan wisata edukasi, para wisatawan mendapat pengetahuan baru tentang sampah. Berikutnya mereka bisa mengelola konsumsi plastik, mendaur ulang, dan mengurangi penggunaan plastik yang segera menjadi sampah. 

Cara berjuang Pandawara dan Nurochim terhadap sampah tentu tidak bisa dibandingkan. Mereka punya cara masing-masing yang unik dan berbeda. Namun sesungguhnya mereka memiliki musuh yang sama yaitu sampah plastik yang tidak mudah terurai. 

Baca Juga: Ada Istana Merdeka di Alun-alun Banjarnegara, Masyarakat Bisa Berswafoto Usai Upacara HUT Kemerdekaan RI

Laman Indonesiabaik mencatat, barang-barang plastik dapat terurai di tanah 1000 tahun lamanya. Sementara kantong plastik 10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450 tahun. Untuk saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.

Direktur Jenderal Pajak juga berencana menerapkan cukai pada kantong plastik sekali pakai melalui penerapan Perpres 130/2022. Bahkan DPR memberi keleluasaan untuk pemungutan bea cukai plastik jenis lain. Namun penerapan cukai plastik yang seharusnya tahun 2023 ditunda. Alasan Dirjen Bea Cukai dan Kementerian Keuangan adalah menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, di mana ekstensifikasi cukai perlu masuk ke dalam susunan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF). Penerapan cukai plastik diundur jadi pada tahun 2024. 

Apa yang harus dilakukan masyarakat untuk melawan sampah plastik?

Masyarakat bisa ikut berjuang melawan pencemaran sampah plastik yang berbahaya bagi bumi. 

1.Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. 

Bawalah kantong belanja yang bisa dipakai berulang-ulang jika berbelanja ke pasar maupun ke supermarket. Tolaklah apabila penjual akan memberikan kantong kresek bagi barang yang dibeli. Bawalah wadah sendiri saat membeli makanan, bisa mengurangi penggunaan plastik kemasan dan styrofoam. Begitu juga membawa botol air minum sebagai bentuk perjuangan melawan limbah sampah plastik. 

2. Memilah sampah

Memisahkan sampah organik dan non organik bisa mengurangi hingga 70% sampah yang dibuang. Kumpulkan sampah organik pada komposter dengan berbagai metode untuk dijadikan bahan yang lebih bermanfaat. Bahan organik bisa juga dimanfaatkan sebagai berikut. 

  • Kulit buah untuk membuat eco enzim
  • Sampah organik dijadikan kompos
  • Sampah organik untuk memelihara lalat BSF
  • Pengolahan sampah organik metode loseda
  • Pengelolaan sampah organik metode biopori

Melalui kegiatan memilah sampah, tiap rumah tangga bisa mendapatkan banyak sampah plastik lebih bersih dan bisa digunakan lagi. Apabila setiap rumah melakukan hal ini, niscaya akan memperpanjang umur TPA yang ada. 

Baca Juga: Ternyata Ada Wisata Edukasi Sampah di TPA Winong Banjarnegara

3. Mendaur ulang sampah plastik

Banyak kekreatifan yang bisa diterapkan pada daur ulang sampah plastik. Memanfaatkan kresek yang masih bersih untuk mengemas atau menggunakannya sebagai kantong belanja lagi. Mengubah sampah jadi fungsi yang lebih berguna. Hingga mengubah sampah plastik jadi hiasan. 

4. Tidak membuang sampah plastik baik langsung atau tidak langsung ke sungai. 

Aliran sampah dari sungai pada ujungnya mengalir ke laut. Selain mengotori lautan, terkonsumsi hewan lautan, sebagian terhempas ke pantai, juga mikro plastiknya berbahaya karena kemungkinan kembali akan terkonsumsi manusia. Membuang sampah sembarangan adalah bentuk tidak langsung membuang sampah ke laut. Sebab sampah (terutama sampah plastik) yang dibuang bisa kena tiupan angin dan aliran air saat hujan, akhirnya masuk ke sungai. 

5. Membakar sampah plastik bisa mencemari udara

Dilansir dari laman waste4change, pembakaran plastik juga akan melepaskan bahan kimia berbahaya lain, seperti benzo(a)pyrene (BAP) dan poly aromatic hydrocarbon (PAH). Dua bahan ini sudah terbukti menjadi salah satu penyebab kanker. 

Perjuangan melawan limbah sampah plastik sudah dimulai Pandawara dan Nurochim. Pemerintah pun sudah menyiapkan peraturan untuk tercapainya pengurangan sampah plastik. Perjuangan yang baik harus didukung. Apabila dahulu para pejuang mengangkat bambu runcing demi menegakkan NKRI, maka sekarang perjuangan untuk melestarikan bumi bebas dari sampah dan polisi, terutama limbah sampah plastik. 

Langkah sederhana yang dilakukan lebih bermanfaat daripada gagasan besar yang hanya wacana. Lawan sampah plastik mulai dari pribadi sendiri dan dalam keluarga dekat. ***

 

Editor: Ali A

Sumber: Narasumber Pandawara group official

Tags

Terkini

Terpopuler