Waspada Ancaman Mematikan dari Demam Urine Tikus, Simak Siapa Saja yang Paling Beresiko Terjangkit

7 Maret 2024, 20:48 WIB
Waspada Ancaman Mematikan dari Demam Urine Tikus, Simak Siapa Saja yang Paling Beresiko Terjangkit /

BANJARNEGARAKU.COM - Siapa sangka, tikus di rumah bisa menjadi ancaman serius terhadap manusia. Tak main-main, ancaman tikus bisa menyebabkan kematian loh. Jadi jangan anggap sepele ya, terlebih saat ini sedang masuk musim hujan. 

Lantas, apa hubungannya musim hujan dan ancaman tikus yang bisa menyebabkan kematian? Simak artikel berikut.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan daerah endemis leptospirosis. Provinsi-provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Bali telah melaporkan kasus-kasus leptospirosis. Faktor-faktor seperti populasi tikus yang tinggi, sanitasi lingkungan yang buruk, dan banjir yang semakin meluas menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini di Indonesia.

Baca Juga: Daun Kelor Superfood Kaya Antioksidan untuk Kesehatan dan Cara Membuatnya ala dr. Zaidul Akbar

Leptospirosis adalah penyakit serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri spiral dari genus Leptospira yang berpotensi mematikan. Disebut sebagai "demam urine tikus" di beberapa negara, penyakit ini menyebar di seluruh dunia, dengan perkiraan lebih dari 1 juta kasus dan hampir 60 ribu kematian setiap tahunnya.

Terutama menjangkiti negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis, leptospirosis menjadi sorotan karena sulitnya diagnosis klinis dan kurangnya alat diagnostik yang memadai.

Penyakit ini ditularkan melalui urin binatang yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, sapi, dan kambing. Manusia bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi atau dengan air yang terkontaminasi oleh bakteri Leptospira. Kondisi lingkungan yang buruk, termasuk banjir, meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini.

Gejala klinis leptospirosis mencakup demam tinggi, sakit kepala, kelemahan, nyeri otot, kemerahan pada mata, dan pembesaran organ seperti hati dan limpa. Masa inkubasi biasanya antara 2-30 hari dengan rata-rata 7-10 hari.

Baca Juga: Inilah Jenis Olahraga Ringan yang Dapat Kamu Lakukan Saat Berpuasa, Tetap Aktif Meski Ramadhan....

Siapa Saja yang Beresiko?

Orang yang tinggal atau bekerja di daerah banjir, di mana tikus sering ditemukan, memiliki risiko lebih tinggi terkena leptospirosis. Pekerja seperti petani, peternak, atau petugas kebersihan juga rentan terinfeksi. Pengobatan leptospirosis memerlukan diagnosis dini dan penggunaan antibiotik yang sesuai. Namun, seringkali keterlambatan diagnosis menyebabkan penanganan yang terlambat, meningkatkan risiko komplikasi dan kematian.

Pencegahan leptospirosis merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat dapat mengurangi risiko terpapar dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan pemberantasan sarang tikus. Segera berkonsultasi dengan puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala leptospirosis merupakan langkah penting dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ini.

Leptospirosis tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, dan upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum diperlukan untuk mengurangi dampaknya serta mengendalikan penyebarannya.***

Editor: Afif Fatkhurahman

Sumber: ayosehat.kemkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler