Badan Sehat dengan Puasa, Inilah Manfaat Puasa, Salah Satunya Kurangi Gejala Depresi

16 Maret 2024, 16:23 WIB
Ilustrasi manfaat puasa. Badan Sehat dengan Puasa, Inilah Manfaat Puasa, Salah Satunya Kurangi Gejala Depresi /Pexels/Engin Akyurt

BANJARNEGARAKU.COM - Bulan Ramadhan bulan berkah, umat Islam menjalankan ibadah puasa. Dan ada sejumlah studi mengungkap berbagai manfaat berpuasa di bulan Ramadhan bagi kesehatan.

Dengan kita menjalankan ibadah puasa, ternyata berpuasa tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, penelitian menyebut puasa dapat mempengaruhi mood (suasana hati) dan kesehatan mental seseorang.

Baca Juga: TPID Siapkan Strategi Pengendalian Inflasi Jelang Ramadhan-Idul Fitri

Seperti dilansir banjarnegaraku.com dari PMJ News, Kamis 14 Maret 2024, beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat mengurangi gejala depresi. Meski begitu, dokter tidak menganjurkan puasa sebagai pengobatan depresi.

Penelitian mengenai pengaruh puasa terhadap depresi menunjukkan hasil yang beragam. Salah satu tinjauan literatur 2021 menemukan bahwa ada beberapa mekanisme neurobiologis yang terlibat selama puasa yang dapat memperbaiki gejala depresi.

Kemudian, sebuah studi tahun 2022 yang lebih besar yang berfokus pada orang-orang dengan depresi juga menyelidiki penggunaan puasa untuk depresi. Ditemukan bahwa puasa menyebabkan pengurangan gejala pada orang yang mengalami depresi sedang hingga berat.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Ternyata Ada Negara dengan Durasi Puasa Terlama, Simak Daftar Negara Berikut Ini...

"Puasa dapat menyebabkan banyak perubahan pada seluruh tubuh, beberapa di antaranya dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental seseorang," tulis laporan studi tersebut.

Bahkan beberapa penelitian juga menemukan adanya peningkatan mood positif setelah berpuasa. Peserta merasakan perasaan bangga, penghargaan, dan prestasi.

Dilansir dari laman ugm.ac.id, bahwa Psikolog dari UGM, Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog., menyebutkan bahwa berpuasa bermanfaat untuk meningkatkan kontrol diri.

“Dengan berpuasa kita dilatih delay gratification atau menunda pemuasan dari makan, emosi dan lainnya,” kata Bagus saat bincang-bincang di Kantor Pusat UGM.

Baca Juga: Anak TK di Banjarnegara Terima Pendidikan Tertib Lalu Lintas, Ini Selengkapnya

Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mencontohkan menunda pemuasan terkait emosi. Dengan adanya jeda, tidak impulsif maka akan terjadi penurunan ketegangan atau stres dalam diri.

Disamping itu dikatakan Bagus saat menjalankan puasa, jiwa dilatih untuk disiplin dan tekun sehingga hati merasakan tenang. Selain itu puasa juga bisa melatih diri untuk merespons semua hal dengan lebih tenang dengan begitu dapat menurunkan stres dalam diri.

“Puasa Ramadan menjadi momentum untuk bersiap-siap menjalani kehidupan setelah selesai nanti. Jadi jangan sampai mengendalikan diri hanya saat puasa saja, justru ini menjadi latihan mengendalikan diri untuk persiapaan kehidupan setelah puasa,”paparnya.

Baca Juga: Porsche GT3 Seharga Rp8,9 Miliar di Showroom PIK2 Ditabrak Mobil Xpander, Begini Spesifikasinya....

Sementara Dietisien dari FKKMK UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D., menyampaikan puasa membuat badan secara fisik menjadi semakin sehat. Sebab, saat puasa secara fisiologis melatih tubuh dalam pembakaran kalori.

Hanya saja ada kebiasaan yang masih salah dijalankan oleh masyarakat dalam pemilihan makanan saat buka dan sahur yang bisa memengaruhi kesehatan dan kebugaran tubuh di saat menjalankan puasa.

“Saat buka puasa makan dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gula darah dalam tubuh cepat naik dengan tinggi namun turunnya juga cepat. Hal ini yang tidak sehat untuk badan, adanya jadi lemes dan ngatuk karena caranya kurang tepat,” urainya.

Menurutnya, saat menyantap makanan saat berpuka perlu dilakukan pengaturan makan secara bertahap. Hal itu penting dilakukan supaya energi yang dikeluarkan juga keluar secara bertahap.

Baca Juga: Telah Dibuka! Cara Daftar Mudik Gratis 2024 di Aplikasi PLN Mobile, Pendaftaran Dimulai 16-18 Maret 2024

Lalu, jenis makanan seperti apa yang baik dikonsumsi saat buka dan sahur? Tony menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sifatnya lambat dicerna tubuh. Misal untuk protein seperti daging, ikan, ayam.

Sedangkan sumber karbohidrat dianjurkan untuk memilih dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, sereal, roti gandum utuh dibanding karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan mie. Selain itu juga mengonsumsi buah serta sayuran karena memiliki kandungan tinggi serat yang lambat dicerna sehingga bisa kenyang lebih lama.

“Selama puasa agar tetap sehat dan bugar kuncinya bukan makan mahal dan enak. Kuncinya makanan yang bervariasi, semakin variatif maka semakin banyak zat gisi yang diperoleh tubuh,” pungkasnya.***

Editor: Dian Sulistiono

Sumber: PMJ News ugm.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler