Dunia Ketofastosis Menjungkirbalikkan Paradigma Kolesterol

- 1 Juli 2023, 20:36 WIB
Daging
Daging /Brave/Vika-imperia550/pixabay

BANJARNEGARAKU.COM - Kolesterol dianggap salah satu yang harus dijauhi karena menyebabkan banyak penyakit. Pelaku diet Ketofastosis justru memburu lemak dan kolesterol sebagai bagian dari diet. Apa tidak bahaya? 

Ketofastosis adalah sebuah diet yang menggabungan ketogenik dan fastosis. Ketogenik sendiri merupakan sebuah pola makan yang dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein yang sedang. Sedangkan, fastosis atau fasting on ketosis adalah melakukan puasa dengan kondisi ketosis. 

Ketofastosis sudah diterapkan oleh manusia sejak zaman prasejarah atau zaman es. Manusia gua saat itu hanya mengonsumsi apa yang hidup di atas tanah yaitu hewan, karena tidak ada tumbuhan yang hidup di zaman es.

Setelah makan, manusia prasejarah kembali ke gua. Mereka akan keluar lagi untuk berburu makan setelah beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian. Pola hidup manusia pra sejarah ini membuktikan daya hidup (survival) yang luar biasa.

Baca Juga: Kumpulan Sukses Diet Selebritis 2023

Cara melakukan diet ketogenik adalah tidak memakan makanan yang mengandung karbohidrat dan gula. Pelaku keto hanya memakan lemak dan protein saja. Lemak yang dikonsumsi akan menurunkan kerja hormon insulin yang biasa dipaksa bekerja keras saat ada gula yang masuk ke dalam darah. 

Udang
Udang Shutterbug75/pixabay

Pada tahap tertentu insulin tidak mampu lagi mengatasi gula yang masuk. Terjadilah yang disebut resistensi insulin. Insulin dianggap tidak mampu lagi bekerja. Muncullah diagnosa penyakit diabetes. 

Sementara fungsi lain dari insulin adalah mengubah kelebihan glukosa jadi lemak. Pada diet ketofastosis, tubuh dipaksa mengubah protein dan lemak yang dikonsumsi jadi gula dan tenaga. Jadi di diet ketofastosis lemak cadangan dimanfaatkan kembali dan tidak menumpuk. 

Kerja insulin rendah pada diet ketofastosis terjadi karena tidak ada konsumsi gula dan karbohidrat. Tubuh tidak lagi menumpuk lemak, bahkan mengkonsumsinya dan mengubahnya jadi tenaga. Inilah yang menyebabkan rata-rata pelaku diet keto berat badannya turun hingga ke berat seimbang. Apalagi disatukan dengan fastosis alias puasa basah. 

Dunia umum, biasa menjadikan glukosa dan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Nasi, roti, mie, minuman manis adalah yang harus ada dalam setiap makanan. Mereka akan merasakan pusing, mual, gelap, lemas, dan perut perih jika gula darah turun (dirasakan sebagai kondisi lapar).

Gejala itu umum metabolisme yang terjadi saat gula darah rendah. Berbeda dengan keton (lemak), bagi mereka yang sudah menerapkan gaya hidup ketofastosis, tidak akan pernah merasakan sindrom metabolisme seperti itu.

Ketofastosis bukan hanya diet untuk menurunkan berat badan semata. Ketofastosis bahkan sudah berubah menjadi gaya hidup. Orang-orang pelaku diet keto memilih menjauhi karbo dan cukup mengkonsumsi lemak dan protein saja bahkan kalau perlu minyak. Mereka bisa mengkonsumsi minyak sehat seperti minyak sehat dan virgin coconut oil (VCO). 

Lemak yang biasa dijauhi, sekarang justru diburu untuk dijadikan konsumsi utama. Lemak dianggap sehat dan bisa menghasilkan energi yang sama dengan karbohidrat. 

Minyak kelapa
Minyak kelapa Moho01/pixabay

Beberapa ahli kesehatan tidak setuju dengan hal ini. Banyak ahli kesehatan tetap menganggap kolesterol sebagai yang harus dikurangi dan dijauhi dalam makanan. 

Winarno seorang pelaku ketofastosis dari Semarang, mengatakan kalau para ahli kesehatan seperti itu masih hidup di paradigma bumi datar. Pelaku yang sudah 5 tahunan melakukan ketofastosis ini justru merasa lebih sehat dan bugar. ***

Disclaimer: Tulisan ini tidak menganjurkan untuk melakukan atau tidak melakukan diet ketofastosis. Tujuannya hanya membuka wawasan. Segala keputusan kesehatan ada di tangan pribadi pembaca.

 

Editor: Ali A

Sumber: You Tube Hallo doc


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah