Kisah Arif, Turunkan Berat 45 Kg Demi Kesehatan

- 14 Agustus 2023, 12:08 WIB
Keto / Diet Ketofastosis
Keto / Diet Ketofastosis /Brave/Healthguru /pixabay

Arif menjalankan KF dengan disiplin, dalam 1 bulan pertama bisa turun 10 kg. Segala obat yang selama ini dikonsumsi berhenti  dikonsumsi. Bulan kedua bisa turun lagi 8 kg, bulan ketiga turun lagi 4 kg dan hingga saat ini sudah berjalan 8 bulan dan total berat badan saya turun 32 kg. Arif yang semula memiliki berat badan awal 111,5 kg sekarang di 79 kg. 

Baca Juga: Banjarnegara Culture Unity Bakal Heboh di Malam Resepsi HUT ke-78 Republik Indonesia, Nonton Yuukk Broo..!

"Target saya di 75 kg, semoga dapat saya capai target berat badan tersebut. Alhamdulillah sekarang tidak tergantung obat apapun, imunitas semakin tinggi, apa yang saya alami banyak menjadi motivasi teman teman saya tetapi banyak pula yang membully (merundung). Namun semuanya ujian bisa saya lalui," ujar Arif menceritakan suka duka proses menjalani KF. 

Arif menambahkan bila semua proses dapat dilalui berkat mindset yang dia ubah total. Seseorang yang menjalani KF tidak memerlukan karbohidrat yang biasa disebut makanan pokok seperti nasi, mie, ubi, ketela, jagung, roti dan lain sebagainya. Para ketoer (orang menjalani KF) mengubah sumber energi glikolisis / glukosa / karbohidrat menjadi sumber energi ketosis / lemak dan protein.

Pendapat ahli kesehatan tentang Ketofastosis

Tidak semua ahli medis termasuk dokter setuju dengan diet Ketofastosis. Terutama sekali yang masih menerapkan sudut pandang (mindset) karbohidrat sebagai sumber energi yang utama. 

Dilansir dari laman halodoc, beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet ketofastosis aman untuk dilakukan dan dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Itulah sebabnya banyak orang memutuskan untuk melanjutkan menjalani metode diet tersebut sebagai gaya hidupnya demi mempertahankan berat badan yang ideal. 

Baca Juga: Trik Penjual Emas Perhiasan yang Bikin Makin Kaya

Ahli gizi, dr. Luciana, SpGK menjelaskan lebih detail kalau diet ketogenik ini pola makannya dengan asupan karbohidrat rendah, yaitu hanya 5 persen, dan dengan asupan lemak tinggi, antara 50 sampai 75 persen.Sedangkan idealnya, pembagian asupan zat gizi makro ini sebaiknya karbohidrat 60 persen, protein 15 persen dan lemak 25 persen dari total kebutuhan kalori. Pembagian ini berdasarkan fisiologi tubuh. Dalam jumlah yang ideal tersebut, tubuh dapat menerima dan memanfaatkan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: berbagai sumber Narasumber halodoc


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x