'Karomah' Syekh Maulana Syamsuddin, Kapal dari Pantai Widuri Pemalang ke Jakarta Hanya 1 Jam Perjalanan

- 19 Agustus 2023, 08:14 WIB
Prof Ahmad Rofiq dan KH Isdianto Isman ziarah atau mengunjungi makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Prof Ahmad Rofiq dan KH Isdianto Isman ziarah atau mengunjungi makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. /Ali A/

Pada laman info.pemalangkab.go.id, merilis bahwa masyarakat mengenal Syekh Maulana Syamsuddin mempunyai nama kecil Solechuddin Al Baghdadi.

Dia berasal dari Baghdad (Irak), dan masih keturunan Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, seorang wali yang kisah hidup (manaqib)-nya sering dibaca oleh sebagian besar masyarkat yang mengagumi dan belajar kepadanya.

prof Ahmad Rofiq bersama sejumlah kiai asal Kota Semarang  ziarah ke makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
prof Ahmad Rofiq bersama sejumlah kiai asal Kota Semarang ziarah ke makam seorang tokoh, pejuang, dan dikenal sebagai waliyulllah, shahibul karamah, Syeikh Maulana Syamsuddin, penjaga laut Pantai Widuri Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Pada umur 10 tahun, dia keluar dari Baghdad menuju tanah Jawa untuk belajar ilmu agama pada Syekh Maulana Maghribi di Tuban, Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga: Kata Mbah Moen Jika Inginkan Hidup Jauh dari Kesusahan, Maka Dirikanlah Sholat Qobliyah Subuh, Begini Jelasnya

Dalam laman https://portalbrebes.pikiran-rakyat.com/ juga merilis bahwa setelah Syekh Maulana Syamsuddin berguru selama 20 tahun dengan Syekh Maulana Maghribi, telah mendapat kepercayaan gurunya untuk mengirim surat kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Perjalanan ini ternyata yang akhirnya menjadi awal terdampar di Pantai Widuri Pemalang.
Dia berangkat seorang diri dengan membawa bungkusan di pundaknya yang berisi kitab Alquran dan surat tersebut.

Perjalanan panjang dilewatinya dengan berjalan kaki menyusuri pesisir Pantai Utara atau Pantura Jawa. Perjalanannya dari arah timur ternyata sudah di ikuti oleh segerombolan orang dari balik semak.

Melihat penampilan Syekh Syamsudin yang rapi, bersih, dan membawa bungkusan, serta wajahnya yang asing, mereka mengira beliau adalah seorang saudagar.

Akhirnya gerombolan tersebut menyerang beliau sewaktu beliau sedang beristirahat untuk shalat di bawah pohon rindang.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah