Info Pagelaran Tari Topeng Lengger di Wonosobo, Jumat 6 Oktober 2023, Ada di Kretek, Selomerto, Watumalang..

- 6 Oktober 2023, 13:20 WIB
Info Pagelaran Tari Topeng Lengger di Wonosobo, Jumat 6 Oktober 2023, Ada di Kretek, Selomerto, Watumalang, Mojotengah, Candiroto Temanggung
Info Pagelaran Tari Topeng Lengger di Wonosobo, Jumat 6 Oktober 2023, Ada di Kretek, Selomerto, Watumalang, Mojotengah, Candiroto Temanggung /Instagram @lenggerwonosobo

BANJARNEGARAKU.COM - Kalian lagi nyari informasi mengenai jadwal pagelaran tari topeng lengger di Wonosobo pada hari ini, Jumat 6 Oktober 2023, yuk simak artikel ini sampai habis.

Lengger adalah seni tradisi pertunjukan tari berkarakter feminim, yang umumnya ditarikan oleh penari laki-laki. Pada perkembangannya, lengger kian terbuka untuk ditarikan oleh siapa saja dari gender apa saja.

Istilah Lengger memiliki pengertian tledhek laki-laki yang berasal dari kata “eling ngger”, “eling” artinya ingat dan “ngger” artinya sebutan untuk seorang anak. Sehingga fungsi dari tarian lengger adalah mengingatkan seorang anak pada kebesaran Tuhan-Nya.

Baca Juga: Banjarnegara Punya 8 Tempat Makan Ayam Bakar, Super Lezat dan Maknyus Rasanya, Wajib Dicoba!

Berikut jadwal pagelaran tari topeng lengger di Wonosobo pada hari ini, Jumat 6 Oktober 2023, dikutip banjarnegaraku.com dari Facebook @lenggerwonosobo yang bersumber dari @_hesti_hestong, selengkapnya:

1. Kentengsari, Candiroto, Temanggung
Artise : Nuer & Titis

2. Anggrunggondok, Reco, Kertek (Tayub)
Artise : Bu Sumiyati, Febri & Yuni

3. Sontonayan, Kapencar, Kertek (Tayub)
Artise : Mak Wiwin, Merlin, Tika & Farah

4. Grenjeng, Candiyasan, Kertek (Tayub)
Artise : Bu Sulas & Mbak Sendur

5. Pagersampang, Pagerejo, Kertek
Artise : Bu dian & Qori

6. Pagerotan, Pagerejo, Kertek (Tayub)
Artise : Mbak Eni, Meli & Leni

7. Ngampel Jurang, Wonorejo, Selomerto
Artise : Della, Cahya & Mak Wok Cs
Waranggono : Mak Dini

8. Buntu, Deroduwur, Mojotengah (Romb Lestari Widodo - Depok, Krinjing, Watumalang)
Artise : Aisah, Fatma, Resti & Citra

9. Gondang, Sojopuro, Mojotengah
Artise : Ita Gonel & Ayun
Waranggono : Riska

10. Silandak, Slukatan, Mojotengah (Romb Lestari Karya Budaya - Deroduwur, Mojotengah)
Artise : Lina, Novita & Uty
Waranggono : Mak Nirah

Baca Juga: Dukung Perkembangan Brand Lokal dan UMKM, Shopee Jadi Pilihan Favorit untuk Berjualan

Pengin mengerti lebih jauh mengenai apa itu tari topeng lengger Wonosobo, yuk simak artikel ini selengkapnya.

Sebagaimana dikutip dari disparbud.wonosobo.go.id Tari Lengger adalah kesenian tari yang berasal dari Jawa Tengah. Jenis tari ini sudah dikenal sejak lama dan hingga saat ini pun masih sering dipentaskan dalam berbagai acara seperti festival tahunan.

Tari Lengger tepatnya berasal dari Dusun Giyanti, Kecamatan Selomerto, Wonosobo yang dikembangkan sejak tahun 1910 oleh Bapak Gondowinangun, lalu mulai dikembangkan lagi pada tahun 1970-an oleh Ki Hadi Soewarno.

Istilah Lengger memiliki pengertian tledhek laki-laki yang berasal dari kata “eling ngger”, “eling” artinya ingat dan “ngger” artinya sebutan untuk seorang anak. Sehingga fungsi dari tarian lengger adalah mengingatkan seorang anak pada kebesaran Tuhan-Nya.

Maksud dari tarian ini bertujuan untuk memberikan pesan dan nasihat agar setiap orang dapat mengajak dalam menyingkirkan keburukan dan membela kebenaran.

Baca Juga: Berikut Sinopsis dan Link Nonton Film Ice Cold: Murder, Coffee, dan Jessica, Viralnya Kasus Kopi Sianida

Menurut sejarahnya, Tari Lengger menceritakan kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Galuh Candra Kirana. Tarian ini tidak hanya menceritakan kisah asmara saja, tapi juga berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Jawa Tengah.

Konon, awalnya tari ini dikembangkan oleh Sunan Kali Jaga sebagai sarana untuk mengenalkan agama Islam. Dalam setiap pentas tarian ini selalu diselipkan atau nilai-nilai ajaran Islam.

Nilai yang diselipkan oleh Sunan Kalijaga adalah mengingatkan kepada umat Islam bahwa tidak boleh meninggalkan sholat 5 waktu.

Keunikan dari Tari Lengger adalah dulunya tarian ini dimainkan oleh penari pria tapi berdandan seperti wanita. Masyarakat menyebutnya sebagai tari lengger lanang.

Namun seiring berjalannya waktu, tarian ini mulai dimainkan pria dan wanita tanpa harus menunjukkan sisi transgender. Sebagai gantinya, penari laki-laki mengenakan topeng untuk aksesoris tariannya.

Baca Juga: Zonk! Badminton Indonesia untuk Pertama Kali Gagal Sumbang Medali Asian Games Sejak Tahun 1962

Keunikan lainnya, pertunjukkan dalam tarian lengger masih disangkutpautkan dengan hal-hal yang berbau mitos. Misalnya seperti pantangan penonton tidak boleh mengenakan pakaian yang berwarna tertentu karena bisa menyebabkan penari kerasukan.

Selain itu, tarian lengger mempunyai makna lainnya yaitu untuk menunjukkan keindahan dari penari wanita. Riasan yang cantik memperlihatkan kodrat wanita Jawa yang anggun dalam balutan busana tradisional Jawa Tengah. Karena tarian ini berkembang di Wonosobo, sehingga sering juga disebut Tarian Wanasaban khas Jawa Tengah.

Dalam pertunjukan kesenian Tari Lengger terbagi menjadi empat babak atau adegan

Babak pertama adalah babak Gamyongan, babak kedua babak Lenggeran, babak ketiga adalah babak Badhutan atau Bodhoran, dan yang terakhir adalah babak Baladewaan.

Babak Gambyongan/Lenggeran yang ditarikan oleh penari wanita, mereka melakukan gerak bersolek atau berhias diri agar menjadi cantik sehingga banyak pemuda yang tertarik, babak badhutan (bodhoran) yaitu babak yang biasanya dibawakan oleh 2 orang penari, mereka menari dengan gerakan yang lucu sehingga menghibur penonton, dan babak yang terakhir babak Baladewaan yaitu munculnya penari yang menarikan tari Baladewaan yang merupakan babak terakhir dari Tari Lengger.

Baca Juga: 5 Kabupaten Kota dengan Kunjungan Wisata Terbanyak di Jawa Tengah, Banjarnegara Nomor 8

Yang menarik adalah, pada tahun 2020, Tari Topeng Lengger dan Bundengan asal Wonosobo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Keduanya masuk dalam kategori WBTB Seni Pertunjukan.

Dikutip banjarnegaraku.com dari disparbud.wonosobo.go.id, menurut Kepala Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo, Khristiana Dewi, pengajuan penetapan WBTB tersebut sebagai salah satu langkah untuk melindungi objek kebudayaan Daerah.

Hal itu sesuai dengan amanat UU No 5 Th 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Pemkab Wonosobo mengupayakan berbagai langkah untuk upaya pelindungan objek kebudayaan, di samping upaya pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.

Khusus di tahun 2019, sudah dilakukan upaya riset dan pendokumentasian untuk pendaftaran objek kebudayaan Tari Topeng Lengger dan Bundengan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Setelah dilakukan pencermatan berbagai dokumen dukung oleh Tim Ahli Kemendikbud, dan disidangkan pada tanggal 8 Oktober 2020 (virtual dengan menghadirkan pula tim riset dan para maestro seni di 2 objek tersebut dari Kab. Wonosobo), Alhamdulillah di tanggal 9 Oktober kami menerima pengumuman secara vidcon juga, bahwa 2 objek tersebut lolos ditetapkan sebagai WBTB Indonesia.

Baca Juga: Gregoria Mariska Tunjung Kalah, Fix! Indonesia Tanpa Medali Badminton Asian Games

Penetapan WBTB pada tahun 2020 tentunya telah melewati proses yang bertahap, mulai dari pengusulan pemerintah daerah, seleksi administrasi, seleksi substansi, hingga sidang penetapan. Persyaratan di dalamnya juga meliputi hasil riset kajian sejarah dan perkembangan objek dimaksud, penyusunan video dokumenter, ringkasan atas naskah/skripsi/tesis/ buku terkait objek budaya tersebut.

Ditetapkannya Tari Topeng Lengger dan Bundengan pada WBTB Indonesia 2020 yang merupakan seni khas Kabupaten Wonosobo, diharapkan bisa lebih menumbuhkan kecintaan masyarakat Wonosobo untuk lebih mengenal dan aktif melestarikannya, disamping objek kebudayaan yang lain.***

 

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Facebook Lengger Wonosobo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah