Kepada para pemenang, Bupati menyampaikan selamat atas prestasi yang diraih. Ia menyatakan, tradisi ini harus terus dilestarikan sampai kapan pun, karena ini adalah aset dari kearifan lokal masyarakat Ambal yang memiliki nilai positif, terutama untuk mendongrak ekonomi masyarakat.
"Ini adalah event yang bisa menggerakan ekonomi secara nyata, sangat real. Masyarakat berbondong-bondong datang ke sini, aktivitas ekonomi masyarakat pun terlihat ramai, silih berganti setiap harinya. Dampak positifnya sangat dirasakan, masyarakat mendapat keberkahan dari acara ini," jelasnya.
Baca Juga: Film KKN di Desa Penari Versi Uncut vs Biasa, Apa Perbedaannya! Simak Ulasan Ini Selengkapnya
Bupati menginginkan agar lapangan tradisi pacuan kudu ini ke depan diperbaiki lagi biar lebih modern.
Dengan harapan, pacuan kuda Ambal yang sudah dilirik masyarakat luar, bisa dijadikan untuk perlombaan kelas nasional yang sudah sesuai standar.
"Tentu kita ingin lapangannya agar lebih modern, tertata rapih. Potensi harus dikembangkan karena Kebumen harus mampu menjadi tuan rumah untuk event pacuan kelas nasional," ucapnya.
Baca Juga: Aman Belanja di Pasar Tradisional, Ini Pesan BNPB Selengkapnya
Diketahui, tradisi pacuan kuda di Ambalresmi ini sudah berlangsung sejak tahun 1956. Ada 137 kuda yang dilombakan. Peserta bukan hanya dari Kebumen, tapi banyak yang berasal dari luar daerah.
Seperti Purworejo, Jogja, Cilacap, serta dari sejumlah Provinsi lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur hingga Bali.