Kembangkan Pertanian Organik, BPP Gombong Lakukan Pengembangan Bakteri Penambat Nitrogen

- 27 Agustus 2022, 08:18 WIB
Kembangkan Pertanian Organik, BPP Gombong Lakukan Pengembangan Bakteri Penambat Nitrogen
Kembangkan Pertanian Organik, BPP Gombong Lakukan Pengembangan Bakteri Penambat Nitrogen /Teguh/banjarnegaraku

BPP Kecamatan Gombong melalui program CSA ajak kelompok tani Desa Klopogodo ikuti pelatihan pembuatan pupuk organik.

Sebagai contoh dengan memanfaatkan jerami masuk ke area sawah, dimana jerami sudah dikomposkan terlebih dahulu maka kebutuhan hara K (KCl) akan berkurang sehingga akan mengurangi ongkos biaya produksi.

Akan tetapi, kebiasaan petani setelah panen adalah dengan membakar jerami. Kebiasaan ini akan menyumbang karbondioksida, yang mana gas karbon ini sebagai sumber emisi gas rumah kaca (GRK).

"Dengan pelatihan ini petani diharapkan bisa bertambah pengetahuan dan merubah kebiasaan dengan membakar jerami paska panen untuk kurangi emisi gas rumah kaca," ungkap Suharjo.

Baca Juga: Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Purbalingga Masih Landai, Berikut Selengkapnya

Suharjo menambahkan bagaimana cara membuat pengembangan bakteri penambat N. Adapun bahan yang dibutuhkan berupa tetes tebu 1 liter, Nitrogen 2 sampai 3 kilogram, Air 100 sampai 150 liter, Nitrobacter 5 liter.

Cara pembuatannya adalah dengan menyiapkan tetes tebu 1 liter, Amonium atau Urea 2 sampai 3 kilogram, Air 100 sampai 150 liter, kemudian dicampurkan dan diaduk dengan berlawanan arah jarum jam serta tuangkan Nitrobacter 5 liter dan diamkan selama 5 sampai 7 hari selanjutnya pada hari 8 siap diaplikasikan.

Cara penggunaannya adalah 1 liter nitro bisa ditambahkan 3, 4, 5 sampai 10 liter air kemudian disiramkan ke lahan. Mulai dari persiapan lahan dengan rentang waktu 7 sampai 10 hari atau tergantung kondisi tanaman dan kesuburan tanah.

Baca Juga: Flash News! Sedang Menggali Sumur, Satu Pekerja Terjebak Longsor di Wanadadi Banjarnegara

"Diharapkan konsentasi dari Nitrobakter tidak terlalu pekat, karena apabila terlalu pekat bisa menyebabkan tanaman mati karena panas," ungkap Suharjo.

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah