Tiga Pendekatan Memahami Risalah Islam Berkemajuan, Salah Satunya Pendekatan Bayani

7 November 2023, 02:08 WIB
Tiga Pendekatan Memahami Risalah Islam Berkemajuan, Salah Satunya Pendekatan Bayani /Dede

BANJARNEGARAKU.COM - Tiga pendekatan dalam risalah islam berkemajuan merupakan tema pengajian Jumat pertama bulan November 2023 yang disampaikan oleh Helmi Mubarok, LC, MH.

Risalah Islam Berkemajuan adalah produk pemikiran yang komprehensif yang dimiliki Muhammadiyah.

Bukan sekadar retorika, labelisasi, atau jargon, tapi merupakan pandangan keagamaan yang sistemik dan menyeluruh terhadap apa yang dibutuhkan.

Konsep Islam Berkemajuan merupakan gagasan yang berakar dalam pemikiran keagamaan di Indonesia. Rujukan kesejarahan Islam Berkemajuan adalah pada pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan.

Secara historis, Risalah Islam Berkemajuan sangat jelas terpaut dengan alam pemikiran dan praktik keislaman di era Kiai Dahlan. Itu yang kita jadikan patokan untuk mengetahui seperti apa konsepsi Islam Berkemajuan.

Baca Juga: Dr. Tafsir, M.Ag : Lima Ciri Utama Islam Berkemajuan, Salah Satunya Berlandaskan Tauhid

Helmi menyampaikan bahwa "Risalah Islam Berkemajuan diharapkan menjadi sumbangan pemikiran keagamaan yang membantu umat muslim menghadapi krisis multi-dimensional".

"Mulai dari krisis ekonomi, lingkungan hidup, ketimpangan dan kemiskinan, hingga krisis kemanusiaan", tambahnya.

Berikut tiga pendekatan dalam memahami ajaran agama digunakan tiga pendekatan, yakni bayani (menggunakan teks), burhani (menggunakan akal) dan ‘irfani (menggunakan hati).

Baca Juga: Drs. Ahmad Khifni : Pandangan Islam Terhadap Alam Semesta

Pertama, Pendekatan bayani.
Pendekatan bayani digunakan untuk memahami agama yang didasarkan atas petunjuk teks atau bahasa dari alQur’an dan al-Sunnah, dan merupakan pendekatan paling dasar dalam memahami agama.

Rujukan pertama untuk memahami ajaran agama berasal dari wahyu, dan kemudian akal menghubungkan persoalan baru dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh teks-teks keagamaan.

Baca Juga: Tentukan Kepastian Waktu Penting dalam Ibadah Umat Islam, Berikut Salah Satu Metode yang Digunakan

Kedua, Pendekatan burhani.
Pendekatan burhani menggunakan rasio, argumen, penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan, dan
pengalaman empiris untuk memahami ajaran agama dan menghubungkannya dengan persoalan baru yang belum dijelaskan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah.

Ketiga, Pendekatan ‘irfani.
Pendekatan ‘irfani menekankan kedalaman spiritual, kepekaan nurani, serta ketajaman intuisi dan cita kearifan. Dalam tradisi Islam, pengalaman batin itu disebut dengan dzauq (rasa), bashirah (mata batin), wijdan (gerak batin), dan sirr (rahasia).

Pendekatan ‘irfani lebih menekankan kedalaman spiritual (khusyu’), kepedulian sosial (akhlaq), kearifan (hikmah) untuk mempertahankan kemaslahatan, dan menghindari kemudaratan, serta menghindari hal-hal yang meragukan (syubhat) dan yang jelas dilarang (haram).

Pendekatan bayani, burhani dan ‘irfani digunakan secara bersamaan dalam memahami ajaran Islam sehingga dapat terlihat aneka persoalan melalui pandangan yang utuh, mendalam dan komprehensif.

Penggunaan tiga pendekatan itu dapat dilihat dalam berbagai dokumen pemikiran Muhammadiyah, seperti Teologi Lingkungan, Fikih Kebencanaan, Fikih Kesejahteraan Sosial, Fikih Tata Kelola, Fikih Zakat Kontemporer, Fikih Air, Fikih Difabel, Risalah Akhlak Islami, dan Tafsir al-Tanwir.

Demikianlah tiga pendekatan dalam islam berkemajuan, semoga menambah khasanah keislaman kita.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler