Dieng Pernah Menyimpan Sejarah Memilukan, 147 Warga Desa Kepucukan Meninggal Dunia

16 Januari 2023, 10:37 WIB
Gunung Dieng yang terletak di Jawa Tengah dinaikkan statusnya dari Level I normal menjadi Level II waspada. /PVMBG/

BANJARNEGARAKU.COM - Dieng yang sering disebut sebagai negeri atas awan, dibalik keindahan  alamnya, ternyata Dieng menyimpan kisah pilu yang dahulu pernah ada sampai saat ini masih membekas dihati melalui berbagai cerita yang selalu turun temurun.

Seperti diketahui, kawasan dataran tinggi Dieng merupakan suatu komplek gunung api aktif tipe A, yang berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, dan Batang, Jawa Tengah.

Secara morfologi, gunung itu memiliki beberapa kawah dan lapangan fumarola yang saat ini masih aktif seperti kawah timbang dan kawah sileri yang sering kali mengalami peningkatan aktivitas dan erupsi.

Kisah yang menggemparkan dan memakan banyak korban jiwa tersebut menjadi saksi sejarah akan dahsyatnya fenomena alam di negeri atas awan Dieng.

Baca Juga: Gunung Dieng Naik Level Jadi Waspada, Masyarakat Dihimbau Jauhi Kawah Sileri

Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif yang ditandai dengan terdapatnya beberapa kawah aktif, seperti kawah Sikidang, kawah Sileri dan kawah Candradimuka, kawah Timbang dan kawah Sinila.

Dengan kondisi tersebut, maka tak jarang terjadi letusan kecil di salah satu kawah tersebut, termasuk yang saat ini sedang terjadi yakni peningkatan status dari sebelumnya Level I (Normal) kini menjadi Level II (waspada).

PVMBG memberikan pengumuman tersebut pada Jumat, 13 Januari 2023 pukul 23.00 WIB, selain itu, beberapa rekomendasi jga dikeluarkan oleh PVMBG yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini dalam keterangan tertulisnya.

Sejatinya, letusan kawah di Dataran Tinggi Dieng tidak hanya terjadi pada saat ini saja namun acap kali terjadi.

Baca Juga: Angka Perceraian di Banjarnegara Tergolong Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya

Yang menjadi paling fenomenal yakni, pada tanggal 20 Februari 1979 kawah Sinila pernah mengalami letusan yang besar dan hingga kini terkenal dengan sebutan tragedi sinila.

Dilansir dari literasi sejarah kebencanaan kawah Sinila yang berada di sebelah timur kawah Timbang mengalamai erupsi.

Diawali dengan gempa vulkanik yang cukup kuat dan terus menerus selama beberapa hari dan disertai dengan suara dentuman keras.

Hal ini mengakibatkan kawah Timbang yang berdekatan dengan kawah Sinila reaktif dan tidak diketahui sebelumnya,  ternyata kawah Timbang mengandung gas beracun, yaitu hidrogen sulfida atau metana konsentrasi tinggi.

Baca Juga: Warga Desa Jenar Purworejo Temukan Mayat Tanpa Identitas di Saluran Irigasi

Tak pelak erupsi kawah Sinila membuat warga desa sekitar berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri, termasuk warga Desa Kepucukan.

Saat itu, Desa Kepucukan diketahui adalah desa terdekat yang hanya berjarak kurang dari 1 kilo meter dari kawah Sinila.

Warga Desa Kepucukan menyelamatkan diri ke arah barat menghindari erupsi kawah Sinila, tetapi ternyata dalam perjalanan mereka terjebak oleh gas hidrogen sulfida yang keluar melalui rekahan disekitar kawah Timbang.

Diketahui, rekahan tersebut terjadi karena gempa yang berasal dari kawah Sinila, akibat gas hidrogen sulfida tersebut, sebanyak 147 orang meninggal dunia dan banyak warga yang mengungsi ke desa terdekat.

Baca Juga: Donor Darah Sukarela Kenapa Kalau Butuh Darah Bayar, Begini Penjelasanya Secara Lengkap

Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, berbau seperti telor busuk, bersifat iritan pada mata dan saluran pernafasan serta akan mematikan syaraf penciuman sehingga tidak tercium.

Pada konsentrasi tinggi sangat berbahaya jika terhirup yang dapat menyebabkan kematian,  tidak heran jika hanya dalam beberapa menit banyak yang tiba-tiba tergelak di jalan dan akhirnya meninggal dunia.

Semenjak peristiwa tersebut, desa Kepucukan dikosongkan dan warganya diminta untuk bertransmigrasi ke Pulau Sumatera.

Peristiwa atau tragedi Sinila ini menjadi bencana  besar dan mendapat perhatian dari banyak pihak termasuk oleh pemerintah RI saat itu.

Baca Juga: Gunung Dieng Naik Level Jadi Waspada, Masyarakat Dihimbau Jauhi Kawah Sileri

Presiden Soeharto yang pada saat itu turun langsung meninjau ke lokasi pengungsian warga di Kecamatan Batur.

Tragedi ini sangat memilukan, menjadi mimpi buruk warga Desa Kepucukan sekaligus menjadi pengingat bagi warga Dataran tinggi Dieng.

Peristiwa tersebut  menjadi bukti sejarah kebencanaan bagi Bangsa Indonesia serta menjadi catatan bagi masyarakat sekitar untuk selalu waspada. 

Untuk mengenang tragedi tersebut, dibuatlah monumen berbentuk tangan dengan amplop terselip di ibu jari menandakan bahwa ada pesan mendalam yang ingin disampaikan mengenai tragedi Kawah Sinila ini.

Monumen tersebut dibangun tepat di tengah pemakakan masal korban Kawah Sinila, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.***

Editor: M. Alwan Rifai

Tags

Terkini

Terpopuler