5 Fakta Operasi Badai Al Aqsa, Perang Paling Mematikan Bagi Zionis

26 Oktober 2023, 18:44 WIB
Hamas meriis video pembuatan persenjataan yang digunakan untuk operasi Badai Al Aqsa /banjarnegaraku.com/afif/

BANJARNEGARAKU.COM - Operasi Badai Al Aqsa dilancarkan sayap militer Hamas pada 7 Oktober 2023 dan direspon Zionis dengan serangan udara pedang besi hingga sekarang. Banjarnegaraku.com akan menyajikan 5 fakta operasi Badai Al Aqsa yang paling mematikan bagi rezim zionis.

Hingga saat ini, Israel masih membombardir Gaza dengan serangan udara dan melakukan penangkapan massal di Tepi Barat. Namun, sampai saat ini tentara pendudukan Israel belum mampu menembus Gaza melalui pertempuran darat. Upaya tentara pendudukan untuk memasuki Gaza selalu gagal dan menimbulkan kerugian di pihak zionis.

Selama serangan oleh Hamas sejak 7/10 inilah 5 fakta operasi Badai Al Aqsa yang dirangkum Banjarnegaraku.com dari berbagai sumber.

Baca Juga: Yocheved Lifshitz: Mereka Sangat Ramah, Kesaksian Wanita Lanjut Usia Saat Menjadi Tawanan Hamas

1. Badai Al Aqsa sebagai respon atas pendudukan Zionis

Bagi seseorang yang belum memahami konteks perang ini akan mengira bahwa Hamaslah yang memulai perang dengan serangan yang mengejutkan warga dan tentara zionis. Namun perlu diketahui fakta dibalik alasan serangan tersebut.

Mengulik fakta ini akan membawa kita ke awal mula konflik dimana pada tahun 1948 Israel dengan sepihak mendirikan negara di suatu tanah bertuan yaitu Palestina. Dalam sudut pandang ini, perang antara keduanya bukanlah perang antarnegara, namun perang antara penjajah dan rakyat yang berusaha keluar dari penjajahan.

2. Serangan paling mematikan dan memalukan bagi Zionis

Seorang perwira tentara Israel, Ephraim Ganor, mengatakan “Ini adalah bagaimana operasi Hamas menyingkapkan sistem keamanan kami, dan tanggal 7 Oktober 2023 akan menjadi hari yang paling gelap, paling sulit, dan mengerikan dalam sejarah Israel. lebih buruk dari tanggal 6 Oktober 1973, dan perbandingan apa pun di antara keduanya adalah salah.”

Tentara Zionis merasa kecolongan akan serangan mendadak tersebut. Diketahui, sistem penjagaan perbatasan negara zionis tersebut adalah yang tercanggih. Namun, kecanggihan sistem pertahanan Israel tersebut bobol setelah Al Qassam berhasil masuk dan berhasil mempermalukan tentara pendudukan Israel.

Baca Juga: Kami Dikhianati, Kesaksian Tentara Israel Sejak Hamas Lancarkan Serangan Badai Al Aqsa 7 Oktober 2023

3. Krisis keamanan berkembang menjadi krisis kemanusiaan

Krisis keamanan telah berubah menjadi krisis kemanusiaan ketika Zionis melakukan blokade terhadap akses listrik, bahan bakar, obat-obatan, air bersih, dan makanan terhadap Gaza yang berpenduduk 2,3 juta orang itu. 

Menurut jurnalis sekaligus aktvis kemanusiaan asal Indonesia Muhammad Husein, dalam  kondisi tidak perang saja Gaza sudah diblokade dan dibatasi akses kebutuhan dasar hidupnya.

Dalam kondisi tidak perang warga Gaza memerlukan setidaknya 200 truk bantuan untuk kebutuhan dasar hidupnya. Sekarang, hanya 20 truk yang masuk dan itu pun setelah belasan hari perang berlangsung.

4. Jumlah korban yang menyedihkan

Pada waktu artikel ini dibuat, jumlah korban di Palestina 4 kali lebih banyak dibanding di Israel. Di Palestina setidaknya 6.546 orang tewas sejak 7/10 dan belasan ribu lainnya terluka. Di pihak Israel dilaporkan 1.405 korban tewas termasuk warga sipil dan tentara pendudukan.

Di Palestina jumlah itu akan semakin cepat bertambah karena Israel juga menargetkan tempat ibadah seperti Masjid dan Gereja. Yang paling menyedihkan adalah penyerangan pada rumah sakit dimana warga palestina mengira disitulah tempat teraman. 

Rumah sakit Indonesia di Gaza juga kekurangan bahan bakar untuk tenaga listrik sehingga terpaksa melakukan operasi dengan bantuan cahaya flash dari handphone paramedis. Selain itu, warga gaza yang dilakukan pembedahan karena luka tidak mendapatkan anastesi sehingga cukup menyakitkan.

Baca Juga: Detik-Detik Hamas Lepas Tawanan dengan Alasan Kemanusiaan, Di Saat Israel Membunuh Tawanannya

5. Konflik meluas

Keterlibatan Hizbullah di selatan Libanon membuat proksi Iran di Libanon itu membuka perang terbuka dengan Zionis. Iran juga menjadi negara paling vokal dan aktif membantu persenjataan kelompok perlawanan Palestina. Pada pertengahan pekan ini diketahui proksi Iran di Yaman, Houti yang saat ini sedang berkuasa juga meluncurkan rudal jelajah ke Israel.

Keterlibatan AS dengan mengirim kapal induk ke mediterania dan tentara bantuan ke Israel memperkeruh konflik. Selain AS, Inggris juga berupaya membantu Israel melawan Hamas.

Bandara Allepo dan Damaskus di Suriah juga menjadi target serangan Israel di divisi utara negara Zionis tersebut. Konfik menjadi semakin rumit ketika negara-negara yang sebelumnya berbeda pandangan politik satu sama lain ikut campur.

Itulah 5 fakta operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan Brigade Al Qassam. Sejauh ini, banyak pengamat miiter mengatakan bahwa keberhasilan Hamas memasuki wilayah pendudukan Israel dengan mudah ditengah pagar berteknologi canggih dan berharga miliaran dollar AS menjadikan Hamas sebagai pemenang meskipun jumlah korban terbanyak ada di pihak Palestina.

Dari sudut pandang politik, posisi Palestina juga mendapat dukungan luas dari masyarakat sipil di berbagai negara termasuk di Inggris dan AS dengan peserta unjuk rasa pro Palestina banyak digelar disana dimana pemerintahnya sangat mendukung Israel.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler