Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, menjelaskan bahwa BBM jenis Pertamax bukan bagian dari BBM yang di subsidi pemerintah.
"Pemerintah sudah memutuskan, Pertalite jadi subsidi Pertamax tidak. Jadi kalau Pertamax naik, mohon maaf," ungkap Erick dalam kuliah umum dikutip Rabu 30 Maret 2022.
Disisi lain, pendapat yang berbeda diungkapkan Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan.
Ia mengatakan, kenaikan Pertamax ini tidak memberi dampak inflasi yang cukup signifkan, karena masih ada BBM yang lebih murah dari Pertamax.
Mamit juga mengatakan inflasi masih dibatas aman, meskipun saat ini Pertamax menduduki BBM yang paling sering digunakan dari total konsumsi nasional.
Senada dalam waktu yang berbeda, pengamat ekonomi dan energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmiy Radhi memberi pandangan kenaikan harga Pertamax memang beresiko akan kenaikan inflasi tetapi kontribusinya kecil.
Sebab proposi penggunaan Pertamax digunakan masyarakat menengah keatas, efek domino akan terjadi bila harga BBM lain ikut naik.
Jangan sampai harga pertalite ikut naik mengingat BBM jenis ini proposinya mencapai 73%.
Dengan kenaikan Pertamax, masyarakat diharapkan lebih bijaksana dalam menggunakan BBM untuk kehidupan yang lebih bermanfaat.***