Sosok Ngadiman, Warga Banjarnegara yang Sudah 118 Kali Mendonorkan Darahnya Untuk Kemanusiaan

- 5 April 2022, 16:15 WIB
Mengenal sosok Ngadiman, Pahlawan Kemanusiaan "Pendonor Darah 118 kali" asal Banjarnegara
Mengenal sosok Ngadiman, Pahlawan Kemanusiaan "Pendonor Darah 118 kali" asal Banjarnegara /doc. Humas PMI Kabupaten Banjarnegara

BANJARNEGARAKU – Ngadiman, pria 58 tahun menjalani kehidupan ibarat menyusuri jalan setapak yang setiap langkahnya akan menyisakan jejak.

Warga Desa Karangkemiri, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ini berkeinginan agar setiap langkahnya membawa arti, terutama bagi kemanusiaan.

Baginya, menolong sesama merupakan sebuah panggilan menjawab panggilan itu dengan menjadi pendonor darah sukarela dengan mendonorkan darahnya secara rutin.

Baca Juga: Terkait Stock BBM Selama Ramadhan, Berikut Penjelasan Pertamina

Alkisah bermula sejak tahun 1986, saat usianya 22 tahun dan bekerja sebagai sopir mobil ambulans dan mobil jenazah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banjarnegara, dia mulai mendonorkan darahnya.

Kali pertama mendonor darah, Ngadiman merasakan gemetar di seluruh tubuh, ia merasakan ada kebanggaan bisa mengambil bagian dalam aksi kebaikan.

"Saya juga merasa tubuh menjadi enteng, merasa bugar dan sangat sehat setelah melakukan donor darah," ungkapnya.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Meroket di Banjarnegara, Ini Penyebabnya

Sejak saat itu, Ngadiman mulai rutin mendonorkan darahnya, minimal tiga bulan sekali dan hingga saat ini, saat usianya menginjak 58 tahun, ia tercatat pernah mendonorkan darahnya sebanyak 118 kali.

Prinsip hidupnya adalah, setiap tetes darah yang ia bagikan akan menjadi warisan kebaikan yang tidak dapat diukur dengan apapun.

Menjadikannya tetap bersemangat melintasi setapak kehidupan dan menjadi lentera dalam setiap langkahnya.

Baca Juga: Viral! Miyabi Nginep di Mari Beach Club Bali, Ini Reaksi Raffi Ahmad

Ngadiman berharap, setetes darah yang dibagi, dapat memberikan harapan, seperti bulir hujan yang jatuh tepat di atas daun meranggas pada saat musim kemarau.

Takut jarum

36 tahun telah berlalu, Ngadiman sudah 118 kali mendonorkan darahnya, namun ketakutannya terhadap jarum suntik masih juga belum hilang.

Selama puluhan tahun mengikuti donor darah sukarela, selama itu pula Ngadiman harus melawan takut dan detak yang kian terasa.

Baca Juga: Mengharukan, Prosesi Pelantikan Pramuka Garuda di Banjarnegara, Begini Selengkapnya

Namun, rasa takut terhadap jarum suntik tidak menyurutkan langkahnya untuk berdonor, keinginan untuk membantu sesama mengalahkan rasa takutnya.

Rutinitas donor darah tersebut pernah membawanya mendapatkan lencana dan piagam dari Presiden RI dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia atas dedikasi dan pengorbanannya membantu sesama melalui donor darah.

"Saya senang sekali bertemu pak presiden dan menjadi semakin semangat untuk donor darah," kata Ngadiman.

Baca Juga: Momentum Ramadhan, Ini yang Dilakukan Pemkab Banjarnegara untuk Lebih Dekat dengan Masyarakat

Saat pandemi Covid-19 terjadi di Banjarnegara, ia khawatir membuat jumlah pendonor berkurang dan berdampak kepada yang membutuhkan.

Sehingga Ngadiman merasa perlu lebih banyak mengambil peran, bukan hanya sebagai pendonor darah, sejak awal pandemi ia juga terlibat aktif dalam aksi penyemprotan disinfektan.

Dia juga terlibat aktif dalam program sosialisasi Covid-19 ke desa-desa yang dilakukan oleh PMI Kabupaten Banjarnegara, dengan bersemangat melakukan aksi apapun untuk kepentingan kemanusiaan.

Baca Juga: Camat Pandanarum: Jembatan Penghubung Banjarnegara-Purbalingga Terancam, Begini Selengkapnya

"saya takut takut dengan jarum suntik dan saat mengendarai mobil ambulans atau mobil jenazah kadang juga merasa takut,” katanya.

Ngadiman menjelaskan, selama puluhan tahun bertugas menjadi sopir ambulans dan mobil jenazah di PMI Kabupaten Banjarnegara, sudah banyak membawa korban kecelakaan atau membawa jenazah dalam mobil ia kemudikan.

Selain itu berbagai penugasan dan misi kebencanaan baik di Banjarnegara maupun di beberapa kota seperti respon Merapi, gempa di Yogyakarta, gempa di Cilacap, dan berbagai penugasan lainya telah dilaksanakan dengan penuh dedikasi.

Baca Juga: Bagaimana Perasaanmu Setelah Menyanyikan Lagu 'Air'? Kunci Jawaban Kelas 5 SD MI Tema 9 Halaman 9 10 11

Jadi inspirasi

Komandan Korps Sukarela (KSR) PMI Kabupaten Banjarnegara Heri Yulianto menjelaskan, sosok Ngadiman atau yang akrab dipanggil "Babeh" sudah dianggap sebagai ayah sekaligus panutan penyemangat bagi relawan.

"Meski sudah purna tugas, beliau masih aktif mendedikasikan hidupnya untuk kemanusiaan, siang dan malam siap dipanggil untuk misi kemanusiaan, terutama untuk berdonor" katanya.

Baca Juga: Gerak Dasar Lokomotor pada Permainan Bola Kasti, Pembahasan dan Kunci Jawaban Latihan Soal US PJOK Kelas 6 SD

Keberadaan Ngadiman telah menjadi inspirasi bagi generasi muda agar tetap berjuang untuk kemanusiaan dan mengajarkan untuk selalu siap dan ikhlas menjadi menolong sesama.

Sikap rendah hati serta selalu ceria dalam setiap kesempatan selalu diajarkan dalam rangka membangun jiwa korsa dan semangat kebersamaan untuk melayani sesama.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah