Muslih Husein: Jika Menggunakan Kriteria Baru dari MABIMS, Akan Terjadi 31 Kali Perbedaan

- 1 Mei 2022, 03:08 WIB
Ilustrasi - Muslih Husein: Jika Menggunakan Kriteria Baru dari MABIMS, Akan Terjadi 31 Kali Perbedaan/Pixabay/Chiplanay./
Ilustrasi - Muslih Husein: Jika Menggunakan Kriteria Baru dari MABIMS, Akan Terjadi 31 Kali Perbedaan/Pixabay/Chiplanay./ /

BANJARNEGARAKU - MABIMS adalah kependekan dari Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Yang dimaksud adalah pertemuan tahunan Menteri-menteri Agama atau Menteri yang bertanggungjawab dalam mengurus masalah agama keempat negara tersebut.

Dipenghujung bulan Ramadhan umat islam di Indonesia menunggu kepastian kapan penetapan Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Walaupun secara umum dalam kalender yang sudah beredar sudah jelas tertulis Hari Raya Idul Fitri 1443 pada hari Senin 2 April 2022.

Baca Juga: Tutup Semarak Ramadhan 1443 H, Bupati Dyah Hayuning Pratiwi Apresiasi dan Motivasi Anak Belajar Agama

Kendati demikian pemerintah melalui Kementrian Agama jelang Hari Raya Idul Fitri selalu mengadakan sidang isbat untuk menentukan 1 syawal.

Muslih Husein: jika menggunakan kriteria baru dari MABIMS, akan terjadi 31 kali perbedaan, dilansir banjarnegaraku.com dari laman muhammadiyah.or.id, berikut selengkapnya.

Kementerian Agama RI secara resmi menggunakan kriteria imkan rukyat yang baru (3, 6.4) dalam menentukan awal Ramadan 1443 H.

Baca Juga: Allah Maha Mengetahui, Kunci Jawaban Ayo Berlatih PAI Kelas 3 SD MI Halaman 123

Artinya, kriteria dari MABIMS ini juga akan digunakan dalam menentukan awal Syawal 1443 H.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Falak Muhammadiyah Susiknan Azhari mengatakan bahwa kriteria baru ini akan menimbulkan sejumlah persoalan, salah satunya memperpanjang daftar perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah di Indonesia.

Baca Juga: Permainan di Kolam Renang, Latihan Soal PAS UAS PJOK SD Kelas 2 Semester 2 Beserta Kunci Jawaban

“Terkesan prosesnya kurang transparan dan dipaksakan tanpa memperhatikan masukan-masukan yang berkembang dalam musyawarah.

Para pengkaji menganggap kehadiran kriteria baru akan memperpanjang daftar perbedaan dalam awal bulan,” terang Susiknan sebagaimana yang diterima tim redaksi Muhammadiyah.or.id pada Jumat, 29 April 2022.

Susiknan mengutip hasil penelitian dari Muslih Husein yang menunjukkan jika menggunakan kriteria baru dari MABIMS ini,

Baca Juga: Serulingmas Zoo Banjarnegara Kembali Beroperasi Sambut Libur Lebaran

Maka sejak tahun 1443 H atau 2022 M sampai 1485 H atau 2065 M akan terjadi 31 kali perbedaan, dengan rincian: 6 kali di awal Ramadan, 11 kali di awal Syawal, dan 14 kali di awal Zulhijah.

Realitas ini semakin memprihatinkan sebab upaya penyatuan kalender Islam akan semakin berliku dan semakin sulit direalisasikan.

Baca Juga: Viral! Seberapa Jawa Koe, Arti Kata Dhumpyuk dalam Kalimat Wite Pelem Karo Wite Rambutan Dhumpyuk

Selain itu, keterbatasan waktu sosialisasi kriteria baru dari MABIMS ini menimbulkan sejumlah persoalan.

Banyak hal yang belum dirumuskan dan disepakati bersama sehingga yang muncul pandangan pribadi, misalnya, markaz yang digunakan dalam perhitungan,

Model yang digunakan geosentrik atau toposentrik, dan penggunaan Fatwa MUI tentang Idul Fitri 1401 H atau 1951 M.

Baca Juga: TERBARU, 25 Soal UAS, UKK dan PAT PPKn Kelas 2 SD MI Semester 2 Lengkap dengan Kunci Jawaban dan Penjelasan

Dalam kalender yang beredar di lingkungan anggota MABIMS seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, awal Syawal 1443 H jatuh pada hari Selasa, 3 Mei 2022.

Sementara di Indonesia, semua kalender seperti kalender Muhammadiyah, Almanak PB NU, Almanak Islam Persis, dan Taqwim Standar Indonesia menetapkan awal Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Baca Juga: Seberapa Jawa kah Kamu? Membuat Kalimat dari Kata Dasar dalam Bahasa Jawa 'Cucuk' dan Menunjukkan Artinya

“Berdasarkan hal tersebut dan hasil Temu Kerja di Yogyakarta 1441 H atau 2020 M secara teoritis lebaran dilaksanakan secara serentak Senin, 2 Mei 2022.

Namun dengan adanya kriteria baru harus dikaji ulang posisi ketinggian hilal dan elongasi serta hasil rukyat di lapangan,” ucap Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini.

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa ijtimak (konjungsi) terjiad pada Ahad, 1 Mei 2022 pukul 03:31:02 WIB.

Baca Juga: Gerakan Pesawat Terbang, Contoh Soal PAS UAS PJOK SD Kelas 3 Semester 2 Beserta Kunci Jawaban dan Pembahasan

Ketinggian hilal dan elongasi di seluruh wilayah Indonesia membelah menjadi dua. Sebagian sudah memenuhi kriteria baru (3, 6.4), sebagian lagi belum terpenuhi.

Namun jika berpedoman pada wilayatul hukmi, secara teoritis awal Syawal 1443 H harusnya jatuh pada Senin, 2 Mei 2022 M.

Baca Juga: Viral! Video Penangkapan Terduga Penjahat di Gerbang Tol, Polda Jawa Barat Berikan Penjelasan

Sementara itu, pandangan minoritas menyatakan bahwa ketinggian hilal hari Ahad, 1 Mei 2022 sudah memenuhi kriteria sedangkan elongasi belum memenuhi.

Sehingga awal Syawal 1443 H untuk sebagian kecil wilayah jatuh pada Selasa, 3 Mei 2022 M.

“Perbedaan kesimpulan tentang posisi hilal tersebut dikarenakan perbedaan acuan dalam proses perhitungan.

Salah satu pihak menggunakan geosentrik dan pihak lainnya menggunakan toposentrik,” terang Susiknan.

Baca Juga: Subhanallah! 70 Anak Yatim dan Dhuafa Diajak Belanja oleh Jumat Barokah Banjarnegara, Begini Keseruannya

Lalu bagaimana dengan rukyat? Menurut pengalaman sejauh ini, jika hasil hisab memenuhi kriteria yang dipedomani, maka ada laporan keberhasilan melihat hilal.

Sebaliknya jika hasil hisab menunjukkan belum memenuhi kriteria, maka tidak akan ada laporan keberhasilan melihat hilal alias bulan yang sedang berjalan akan digenapkan menjadi 30 hari.

Baca Juga: Seberapa Jawa kah Kamu? Membuat Kalimat dari Kata Dasar dalam Bahasa Jawa 'Cekel' dan Menunjukkan Artinya

Susiknan menegaskan jika Menteri Agama RI mempertimbangkan kemaslahatan dalam negeri maka lebaran akan dilaksanakan secara serempak yaitu pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Hal ini tidak menyalahi kesepakatan MABIMS akrena belum adanya garis panduan yang disepakati bersama.

Namun jika Menteri Agama RI lebih mengutamakan kemaslahatan MABIMS maka perbedaan awal Syawal 1443 H dalam negeri tidak dapat dihindari. Karena Idul Fitri akan dilaksanakan pada Selasa, 3 Mei 2022.***

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah