Network
BANJARNEGARAKU.COM - SEMARANG - "Pendataan lapangan Sensus Pertanian tahun 2023 (ST2023) telah berakhir beberapa bulan yang lalu. Setelah dilakukan pengolahan, validasi dan verifikasi, kini saatnya memasuki tahap pembahasan hasil pengolahan dan tabulasi data. Untuk selanjutnya akan dirilis secara serentak secara nasional," kata Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan saat menyampaikan welcome speech pada Workshop Evaluasi Data Hasil Pengolahan ST2023 BPS Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 14 November 2023.
Workshop dalam rangka mempersiapkan berbagai hal terkait rilis tersebut dilaksanakan selama dua hati 14-15 November 2023, di Hotel Atria Magelang.
Setelah semua tahapan dilalui dengan baik, maka Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, sebentar lagi akan merilis data hasil Sensus Pertanian 2023 (ST 2023).
Baca Juga: Bangun Kepedulian Pelaku Usaha Industri, BPS Kabupaten Kendal Lakukan Hal Ini
"Tahap pertama rilis akan dilaksanakan pada 4 Desember mendatang."
Data hasil ST2023 harus mampu menjelaskan dan terjelaskan oleh fenomena yang ada.
"Oleh karenanya diperlukan sinkronisasi dan masukan dari berbagai pihak untuk melengkapi data dari fenomena yang terjadi pada semua sub sektor pertanian selama sepuluh tahun terakhir."
Di antaranya dari dinas instansi terkait dan praktisi yang lebih fokus dalam mengelola bidang pertanian. Oleh karenanya dipandang perlu dilakukan acara duduk bersama membahas semua hal tersebut.
Workshop dibuka secara resmi oleh Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (STPHP) BPS RI Kadarmanto.
Baca Juga: Dadang Hardiwan: One Touch Statistics via Android Apps on Google Play for Update Data BPS Jateng
Dalam sambutannya Kadarmanto menyampaikan ucapan terimakasihnya atas kerja keras, kekompakan dan komitmen seluruh jajaran BPS Provinsi Jawa Tengah serta kolaborasi dari berbagai pihak.
“Suksesnya pelaksanaan ST2023 Provinsi Jawa Tengah tak lepas dari kerjasama dan peran serat yang baik antara BPS, pemerintah daerah dan tentunya pelaku usaha pertanian, utamanya para petani di Jawa Tengah.”
Banyak manfaat yang akan diperoleh dari hasil ST2023 ini. Kadarmanto menjelaskan bahwa data hasil ST2023 akan mampu memberi gambaran komprehensif kondisi pertanian hingga wilayah terkecil, serta meningkatkan kualitas desain kebijakan pemerintah, seperti terkait subsidi pupuk dan lainnya.
Acara diikuti tidak kurang dari 260 orang peserta yang berasal dari tim ST2023 BPS RI, tim ST2023 BPS Provinsi Jawa Tengah, tim teknis dan diseminasi ST2023 BPS Kabupaten/Kota, serta dinas/lembaga teknis daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait se-Jawa Tengah.
Baca Juga: BPS Jateng: Nilai Tukar Usaha Pertanian Agustus 2023 Naik 1,49 Persen
Harapannya pada saatnya rilis dilakukan data hasil ST2023 mampu tersosialisasi dan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah, stakeholder dan masyarakat luas.
Acara juga menghadirkan dua narasumber yang berasal dari unsur pemerintah dan petani.
Agus Wariyanto, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah menjadi pembicara pertama.
Dalam paparannya Agus Wariyanto menyampaikan perlu hati-hati dalam membaca data. Perlu penjelasan definisi dan konsepnya.
Baca Juga: Bali Bukan Lagi Destinasi Wisata Terfavorit WNI, Survei BPS 2022: Wisnu Lebih Memilih Pulau Ini
“Misalnya untuk jumlah kambing, yang dimaksud kambing di sini seluruh jenis kambing atau jenis kambing lokal, domba atau yang mana. Jangan sampai kemudian jika dibandingkan berbeda langsung disikapi tanpa melihat konsep dan definisinya”, katanya.
Agus Wibowo, salah seorang petani milenial Jawa Tengah sekaligus direktur Agro Lestari Merbabu, yang menjadi pembicara kedua dalam paparannya menekankan bahwa data pertanian yang valid akan menjadikan pengelolaan sumber daya pertanian yang lebih efisien serta mampu mengoptimalkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
“Mindset bertani harus mulai di rubah menjadi sebuah proses bisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan. Data sangat penting dalam pengembangan sebuah bisnis. Data pertanian yang valid akan mampu meningkatkan akses pasar dan harga yang lebih adil bagi petani. Ujungnya kesejahteraan petani akan lebih baik”, katanya.
Baca Juga: Rokok Kretek Filter Penyumbang Kemiskinan di Jateng, BPS: Sumbangan Terbesar Kedua setelah Beras
Kegiatan workshop ini diharapkan mampu menginventarisis fenomena yang terjadi pada setiap sub sektor pertanian selama sepuluh tahun terakhir dari dinas instansi terkait dan praktisi yang lebih fokus dalam mengelola bidang pertanian.
Harapannya kondisi data yang terjadi selama sepuluh tahun tersebut mampu terjelaskan dan menjelaskan melalui fenomena yang ada.***
