BANJARNEGARAKU.COM - Apakah kini ada upaya para Capres menutup mata para Gen Z, Pegamat menilai ada upaya melalui konten media sosial digunakan untuk menutup mata para pemilih muda agar tidak memperhatikan sisi buruk atau substansi dari masing-masing capres-cawapres. Hal ini telihat pendukung capres pun tampaknya tak ragu menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah untuk beriklan di media sosial.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Riset Politik BRIN bidang Komunikasi Politik, Nina Andriana mengatakan bahwa semenjak masa kampanye resmi dimulai, para timses dari masing-masing calon pasangan pilpres kini berlomba-lomba untuk membentuk citra lewat konten media sosial.
Baca Juga: Menggali Pengalaman dan Ketrampilan, River Camp Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari Kwarcab Banyumas
Telah kita ketahui bersama, sebut saja seperti Prabowo Subianto yang kini dikenal dengan gimik 'gemoy', Anies Baswedan dengan konten slepet sarung, dan Ganjar Pranowo yang menggunakan salam tiga jari Hunger Games.
"TPN hanya memperlihatkan yang gemoy-gemoy dari Prabowo, kemudian Anies hanya yang intelektual saja, kemudian rekam jejak Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah nggak kelihatan, hanya kulit-kulitnya saja yang diterima oleh anak muda," katanya.
"Sehingga anak muda hanya memilih berdasarkan emosi, tidak lagi memilih secara rasional," ucapnya.
Nina Andriana menambahkan, pihaknya pun mengimbau agar para timses jangan hanya menyajikan sisi-sisi ringan dan lucu saja demi menarik bagi generasi muda. Namun, mereka juga punya tanggung jawab untuk mengedepankan edukasi politik.
Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Cek Promo Fantastis di Puncak Shopee 12.12 Birthday Sale