BANJARNEGARAKU.COM - Mata pelajaran Sejarah membentuk ‘historical thinking’ penting bagi anak didik untuk menghadapi dan membangun masa depan kehidupannya. Ada kekeliruan dalam mata pelajaran sejarah yang diajarkan dari SD hingga SMA selama ini.
Zulfikri Anas menilai pengajaran sejarah secara kronologis dari SD sampai SMA adalah terbalik. Zulfikri adalah Plt. Ketua Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek.
Pernyataan itu tercetus pada rapat hari kedua Selasa 23 April 2024, Review Capaian Pembelajaran Sejarah Tingkat Lanjut. Acara ini digelar di Hotel Mercure Roa Malaka Jakarta.
Baca Juga: Respon Cepat Penanganan Tanah Longsor Kaliori Mendapat Apresiasi Masyarakat
Zulfikri yang adalah Alumni Master of Education dari Curtin University of Technology Perth Australia ini mengungkapkan, semakin tua peristiwa sejarah maka akan semakin sulit bagi siswa untuk memahami dan menganalisisnya.
"Selama ini kan pengajaran sejarah urut (runut) mulai dari pra sejarah di SD dan seterusnya. Karena kronologi sejarah urut seperti itu. Mestinya kelas yang lebih rendah belajar hal yang paling dekat atau baru dan kekinian,” ujar Zulfikri mengemukakan pendapatnya.
Kelas lebih tinggi diajarkan materi yang lebih lampau. Tingkatkan usia ini mampu memahami dan menganalisis peristiwa yang lebih lampau.
Guru Sejarah berperan penting memberi makna
Zulfikri menekankan agar pelajaran sejarah dibawakan oleh guru sejarah dengan mengedepankan kebermaknaan.