Network
BANJARNEGARAKU.COM - Implementasi Kurikulum Merdeka melalui project P5 mengakselerasi transformasi pendidikan di Indonesia.
Sekolah semakin intens untuk mewujudkan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan berkolaborasi dengan stakeholder merupakan salah satu cara yang ditempuh.
Hal ini menjadi momentum membangun budaya kolaborasi bukan lagi berbasis kompetisi di sekolah untuk mewujudkan bahagia belajar.
Memperingati usianya yang ke-13, SMPN 3 Pagedongan berupaya melakukan implementasi kurikulum merdeka melalui “kolaborasi stakeholder untuk mewujudkan bahagia belajar”.
Acara dimeriahkan dengan pentas seni peserta didik untuk membangun profil berkebinekaan global, Market Day untuk membangun numerasi dan profil kewirausahaan serta kemandiriian.
Baca Juga: Selesai KKN di Banjarnegara, 148 Mahasiswa Unsoed Diapresiasi Pemkab, Simak Apa Saja yang Dilakukan
Selain itu tak kalah menariknya yakni diadakan pula pelatihan menulis untuk mengembangkan budaya literasi berbasis riset.
Adapun puncak acara pada tanggal 8 Februari 2023 dimeriahkan dengan pemutaran film berkolaborasi dengan yayasan Prisma Sinema, Launcing buku karya guru dan berbagi praktik baik.
Acara dikemas dalam Focus Group Discuss dengan menghadirkan Kabid SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, pengawas sekolah, nara sumber dari Prisma Sinema, perwakilan orang tua, guru sekolah sekitar, komite sekolah dan siswa sekolah sekitar.
SMPN 3 Pagedongan berupaya terus mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk menemukan potensi terbaik dirinya tentunya berdasar pada project P5.
Baca Juga: Banjarnegara Kembali Cetak Pramuka Garuda, 31 Siaga Kwarran Mandiraja Siap Terbang Tinggi
Harapannya pendidikan dengan ekosistem menyenangkan akan membangun pendidikan dengan kesadaran kritis untuk warga sekolah dan bahagia belajar hadir dari sekolah menyenangkan, sekolah yang mendidik manusia.
Hal ini dapat terwujud jika sudah membiasakan kolaborasi guru, peserta didik dan pihak terkait termasuk orang tua untuk mewujudkannya.
Perlu diketahui, film dapat dijadikan sebagai media untuk mengapresiasi budaya Indonesia yang beraneka ragam.
Bahkan, film dapat dijadikan instrument strategi kebudayaan dan mendorong kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia.
Baca Juga: Tingkatkan Capacity Building, IGTKI Rakit Gelar Outbond di Golaga, Yuk Intip Apa Saja Kegiatannya
Dalam focus Group Discus setelah pemutaran film bersama, beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada nara sumber, baik tentang keinginannya mewujudkan bahagia belajar melalui film, proses pembuatan film dan potensi yang diperlukan untuk proses sebuah film.
Kabid SMP pada Dindikpora Kabupaten Banjarnegara, Doko Harwanto menjelaskan bahwa guru diharapkan mampu menjadi pemecah kejenuhan belajar dengan menggunakan ragam media pembelajaran.
“Salah satunya yakni melalui kegiatan yang saat ini sedang dilakukan yakni pemutaran film dengan menggandeng yayasan Prisma Sinema,” ujarnya.
Pihaknya berharap pembelajaran bersama peserta didik adalah solusi untuk mewujudkan bahagia belajar yang sesungguhnya tentunya dengan konsep serta dasar yang jelas.
Sementara itu Kepala SMPN 3 Pagedongan Asri Ratna Sari mengatakan, pendidikan dibangun dari kesadaran diri yang merupakan keunikan manusia dibanding makhluk hidup lain.
“Bahkan kesadaran inilah yang nantinya akan menjadi bekal peserta didik untuk tidak mudah disetir oleh lingkungan ataupun teknologi digital yang negative,” ujarnya.
Pihaknya menekankan, melalui kesadaran diri warga sekolah dan kolaborasi bersama stakeholder diharapkan dapat mewujudkan bahagia belajar yang berdampak baik bagi siswa dan seluruh warga sekolah.***
