Yuk Berkunjung ke Desa Wisata Pagak, Ada Potensi Unggulan Ekraf Minyak Atsiri hingga Alat Kesenian dari Bambu

6 Maret 2024, 09:04 WIB
Desa Wisata Pagak Banjarnegara /Tangkap layar instagram @desawisatapagak

BANJARNEGARAKU.COM - Siapa si yang tidak mengetahui Desa Wisata Pagak, yang ada di Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Desa Wisata ini belum lama ini mendapatkan kunjungan dari Presiden RI Ir Joko Widodo, Ia berkunjung untuk meninjau pembangunan areal wisata yang bersumber dari Dana Desa (DD), satu areal terintegrasi itulah sedikit ucapan yang keluar dari sang kepala negara saat mengunjungi Desa Wisata Pagak.

Yaaa.. Desa Wisata Pagak ini dapat dibilang menjadi salah satu rekomendasi desa yang menggelontorkan pemanfaatan Dana Desa (DD) dalam satu areal dan terintegrasi satu dengan lainnya.

Baca Juga: Kisah Sejarah Adisara, Perempuan Panglima Perang yang Menyingkir ke Gunung Santri

Mulai dari lapangan bola, kolam pancing, kolam renang dewasa dan wahana bermain anak, green house yang saat ini ditanam melon, kolam ikan ketahanan pangan desa, dan menara kitiran sebagai icon wisata di Desa Pagak, dengan tersedianya WC umum, joging track, gazebo dan kios wisata, serta joglo kesenian yang bisa digunakan sebagai tempat pertamuan, yang ada dalam satu lahan milik Pemerintah Desa Pagak, dengan parkir wisata yang memadai dan nyaman, dilengkapi dengan CCTV.

Kawasan ini, kedepan akan dijadikan sebagai sport center, yang tentunya bisa digunakan sebagai tempat atau wahana untuk bermain anak, selain itu anak juga akan teredukasi dengan adanya gren house dan potensi ekraf yang dimiliki Desa Wisata Pagak.

Minyak Atsiri Desa Wisata Pagak

Yaaa, hal ini tentu sebagai daya dukung dan daya tarik kunjungan wisatawan untuk datang ke Pagak, pengunjung akan diajak untuk mengenal bahan dasar pengolahan minyak atsiri, mulai dari aneka rempah seperti kunyit, daun dilem sebagai baham dasar pembuatan sabun, daun sirih, dan lain sebagainya.

Baca Juga: BPSDMP Kominfo Yogyakarta Gelar Pelatihan Pemasaran Digital Pariwisata Bagi Pengelola Wisata di Banjarnegara

Para pembeli minyak atrisi ini, selain dari lokal dan perusahaan besar di Indonesia jug merupakan warga negara asing, seperti India, Vietnam, dan sebagainya, mereka juga terkadang menyempatkan diri untuk menginap di Desa Pagak untuk menunggu hasil penyulingan minyak atsiri, bahkan berinteraksi dengan masyarakat dan dikenalkan budaya lokal masyarakat Desa Pagak.

Alat Kesenian Terbuat dari Bambu

Memiliki nama Gumbeng, alat kesenian ini bukan sekadar media hiburan masyarakat desa. Kesenian ini lekat dengan kebudayaan masyarakat agraris. 

Dahulu, para petani memainkannya sebagai bagian dari prosesi ritual. Tradisi itu dihayati sebagai pengejawantahan rasa syukur terhadap Yang Maha Kuasa atas kelimpahan hasil panen. 

Masyarakat kuno apalagi masih mempercayai Dewi Padi atau biasa disebut Dewi Sri. 

Gumbeng diyakini sebagai ritus untuk mengiringi atau mengarak Dewi Sri menuju Kayangan. Karena itu, kesenian tersebut biasa dimainkan bersama saat menjelang bercocok tanam dan sehabis panen raya padi. 

Ada doa yang mengiring dalam ritual itu agar mereka berhasil menanam padi hingga panen tanpa hambatan. 

Kesenian itu dimainkan oleh minimal 12 orang dalam satu kelompok musik. Dalam formasi itu, 4 orang memainkan alat musik Gumbeng, 2 orang memegang Dendem, 2 orang menabuh Gong dan melodi, 2 orang memainkan kecruk dan 2 orang lainnya menabuh keprak. 

Lagu pengiring musik itu adalah kidung Jawa berupa tembang Macapat atau Dandang Gula yang dinyanyikan oleh sinden. 

 Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Tak Ada Kenaikan BBM dalam Waktu Dekat, Harga BBM Tetap Stabil...

Gumbeng bukanlah alat musik berbahan mewah. Alat itu dibuat dengan bahan  bambu Petung atau Wulung yang mudah di dapat di lahan desa. 

Bambu wulung jadi pilihan utama perajin karena memiliki ruas panjang sehingga berpengaruh terhadap kualitas nada. 

Butuh teknik khusus untuk menciptakan alat musik itu sehingga bisa menghasilkan nada terbaik. 

Bambu kering yang telah dipotong kemudian dibeset menggunakan alat bantu pisau, golok dan tatah hingga membentuk dawai. 

Alat musik berdawai dari bahan bambu itu dimainkan dengan alat pemukul yang juga terbuat dari bambu.***




 

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler