Petani Dihimbau Aktif Amati Serangan Organisme Pengganggu Tanaman, Begini Prosedur Pengajuan Obatnya

- 29 Agustus 2022, 06:47 WIB
Ilustrasi: Petani Dihimbau Aktif Amati Serangan Organisme Pengganggu Tanaman, Begini Prosedur Pengajuan Obatnya
Ilustrasi: Petani Dihimbau Aktif Amati Serangan Organisme Pengganggu Tanaman, Begini Prosedur Pengajuan Obatnya /M. Nurudin/Banjarnegaraku

BANJARNEGARAKU.COM - Keberhasilan peningkatan produktivitas hasil pertanian, tidak lepas dari ketersediaan sarana produksi pertanian (saprodi).

Selain pupuk bersubsidi, saprodi berupa ketersediaan obat-obatan juga menjadi momok tersendiri bagi petani dalam usaha pertaniannya.

Adanya serangan organisme penggangu tanaman (OPT) bila tidak teramati, akan cepat menyebar. Sehingga, saprodi obat-obatan mutlak dibutuhkan.

Akibatnya, ada tambahan biaya produksi bila tidak ada dukungan bantuan dari pemerintah.

Baca Juga: Bagaimana Cara Memukul Bola Rounders, Kunci Jawaban PJOK Kelas 6 SD MI Semester 1 Halaman 54

Untuk itu, petani dihimbau mengamati dan segera melaporkan bila ada organisme penggangu tanaman (OPT) yang menyerang wilayahnya.

"Pada tahun 2021 dan 2022, serangan berat, saya kira tidak begitu signifikan di lapangan. Ada serangan tapi tidak begitu berat. Di tahun ini, yang ada itu, tikus dan hama wereng. Kalau yang lain, saya kira tidak ada," jelas, Suparman SP, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara.

Suparman SP sampaikan hal tersebut saat dikonfirmasi terkait harapan petani agar pengendalian OPT cepat ditanggapi oleh dinas terkait, khususnya yang ada di wilayah Kecamatan Susukan dan Purwareja Klampok, baru-baru ini.

Baca Juga: Didi dan Doni Berlatih Melempar Bola Rounders Secara Mendatar, Kunci Jawaban Pilihan Ganda PJOK Kelas 6 SD MI

Diakuinya, pada tahun 2021, Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) untuk wilayah Kecamatan Purwareja Klampok dan Susukan ini agak kurang aktif.

Sehingga, banyak data dan serangan yang tak teramati.

"Kebetulan ibu Petugas POPT ini sudah pindah ke Semarang, gak kerasan apa gimana? Yang jelas kurang untuk lakukan pengamatan. Sekarang sudah ada Petugas POPT pengganti terkait dengan pengendalian hama dan penyakit," terangnya.

Menurutnya, Petugas POPT merupakan mitra Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga: Jadi Duta Zakat Purbalingga, Bupati Tiwi Punya Strategi Jitu, Berikut Selengkapnya

Petugas baru di wilayah Purwareja Klampok dan Susukan inilah yang nantinya selalu mengamati terkait hama dan penyakit tanaman.

Terkait prosedur pengajuan bantuan obat bila ada serangan OPT, ditambahkan Suparman, Petugas POPT akan mengamati, kalau ada serangan nantinya akan membuat Berita Acara Hasil Pengamatan.

Selanjutnya, Petugas POPT berkoordinasi dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP).

Baca Juga: Pahami! 3 Aman Zakat Kembalikan Kepercayaan Muzaki, Ini Penjelasannya

BPP akan mengajukan ke Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, kalau itu perlu bantuan obat.

Dilampiri Berita Acara Hasil Pengamatan dari Petugas POPT.

"Kalau ada Berita Acara Hasil Pengamatan dari Petugas POPT, nanti akan ditindaklanjuti oleh dinas," katanya.

Pihaknya memohon maaf, sebab dinas tidak bisa mengadakan obat pada tahun lalu. Hal ini berkaitan dengan kenaikan harga obat itu sendiri.

"Ternyata kenaikan harga obat-obatan pertanian luar biasa. Kita standarnya di bawah jauh. Bisa lihat di toko pertanian, kenaikannya luar biasa, sehingga harganya tidak mencukupi," terangnya.

Baca Juga: Resmi! Banjarnegara Miliki Komunitas AsSikBara dan BASIC, Ini Pesan Dinas Pariwisata Selengkapnya

Meski demikian, lanjut Suparman, pihaknya telah bekerjasama dengan Labolatorium Hama dan Penyakit Tanaman di Jatilawang, Banyumas.

"Alhamdulillah kita dapat bantuan, sehingga bisa kita gunakan untuk bantuan di lokasi serangan," katanya.

Pada tahun 2022 ini, mudah-mudahan di Anggaran Perubahan (APBD Kabupaten) ada alokasinya.

"Sehingga bila ada serangan di lapangan, saya berharap dari Petugas POPT cepat dan tanggap, nanti dilaporkan ke BPP. BPP akan menindaklanjuti, membuat surat ke dinas. Dinas nanti bisa melakukan tindakan cepat, karena kalau telat, namanya serangan, ya akan cepat sekali meluas," urainya.

Baca Juga: Car Free Day Purbalingga Ramai Diserbu Warga, Seiring Pandemi Melandai, Berikut Selengkapnya

Kepada Kelompok Tani, harap Suparman, kalau petugas tidak sempat agar telepon ke BPP, nanti BPP yang akan menghubungi Petugas POPT untuk pengamatan lahan.

Hal senada diungkapkan Umi, Petugas POPT Wilayah Kecamatan Purwareja Klampok dan Susukan.

Menurutnya, bila memang di lokasi lahan sawah ada serangan hama, maka diperlukan penyemprotan secara bersama-sama.

Dimana, selain pestisidanya bisa dari swadaya kelompok tani sendiri, juga bisa pengajuan permohonan bantuan ke labolatorium hama dan penyakit tanaman di Jatilawang, Banyumas.

"Sedang diusahakan agar ada anggaran untuk pestisida dari dinas, semoga tahun depan bisa ada bahan pestisida dari dinas, sehingga dalam pengambilan pestisida ini tidak terlalu jauh ke Jatilawang, bisa langsung ke dinas," terangnya.

Baca Juga: Rangkaian Kegiatan Dieng Culture Festival 'DCF' XIII Tahun 2022, Salah Satunya Ada Minum Seribu Purwaceng

Sementara itu, Sunardi, salah satu anggota kelompok tani Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan berharap agar ada perhatian lebih dari dinas terkait ketahanan pangan.

"Kelompok tani di Kecamatan Susukan menghimbau agar nanti ketika ada laporan dari PPL Wilayah Binaan, paling tidak obat-obatan cepat masuk ke wilayah yang terdampak serangan hama, sehingga bila ada bantuan dapat mengurangi beban biaya untuk menopang kegiatan bertani. Kita agak ringan sedikit," harapnya.***

Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x