Puluhan Tahun Mencari, Warga Suriname Akhirnya Sampai di Desa Pagak Banjarnegara, Tanah Kelahiran Kakek Moyang

- 22 Juli 2023, 20:56 WIB
Warga Suriname (dua dari kiri) Toemidjan beserta istri, foto bersama Kepala Desa Pagak dan keluarga di Desa kelahiran kakeknya di Desa Pagak Banjarnegara
Warga Suriname (dua dari kiri) Toemidjan beserta istri, foto bersama Kepala Desa Pagak dan keluarga di Desa kelahiran kakeknya di Desa Pagak Banjarnegara /Dimas/banjarnegaraku.com

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Menurut Primbon Jawa, Kenali Watak Manusia dari Weton Kata Suhu Padepokan Carang Seket

Ia mengaku sudah 7 kali datang ke Indonesia, untuk mencari keluarganya di Pagak, yang juga tanah kelahiran kakeknya itu, sekaligus melakukan kunjungan wisata ke kota-kota yang ada di Indonesia, seperti Solo, Jogja, bahkan sempat berwisata ke Dieng.

Dari keterangan yang diterima banjarnegaraku.com, Mbah Wangsakrama warga asli Pagak, Predjah, Banjoemas atau Kakek dari Toemidjan berangkat ke Suriname pada 18 Juli 1927, menggunakan kapal Kangen dari Batavia pada waktu itu.

Mbah Wangsakrama (kanan), warga Pagak, Predjah, Banjoemas yang berangkat ke Suriname pada tahun 1927, kakek dari Toemidjan
Mbah Wangsakrama (kanan), warga Pagak, Predjah, Banjoemas yang berangkat ke Suriname pada tahun 1927, kakek dari Toemidjan Banjarnegaraku.com

Masih dari dokumen yang ada, Mbah Wangsakrama berangkat ke Suriname sebagai pekerja pemanen tebu, disana bertemu dengan sang istri warga Magelang, dan kemudian menetap di Suriname, hingga generasi ke 3 yaitu Toemidjan.

Baca Juga: Serabi Ayu Perempatan Buntil Banjarnegara Selalu Jadi Klangenan, Jajanan Khas yang Disukai Banyak Orang

Adapun silsilah keturunan dari Toemidjan yakni:

1. Mbah Wangsakrama (lahir di Pagak berangkat ke Suriname tahun 1927,
2. Sadjan (lahir di Suriname),
3. Toemidjan (lahir di Suriname saat ini berumur 67 tahun) yang saat ini datang ke Desa kelahiran Mbah Wangsakrama di Pagak.

Toemidjan bertemu dengan Soderi Sapan (71 tahun/juru kunci makam Depok) warga Desa Pagak, setelah sebelumnya Kepala Desa Pagak, melakukan penelitian dokumen dan observasi dengan bertanya kepada sesepuh Desa Pagak yang saat ini masih hidup, untuk mendapatkan keterangan mengenai silsilah Mbah Wangsakrama saat itu (ketika masih di Pagak).

Alhasil dari apa yang dilakukan, selama 30 menit komunikasi, penelitian dokumen, dan observasi lapangan melalui sesepuh, setelah dirunutkan silsilahnya, ketemulah keturunan dari generari ke 4 dari canggah Toemidjan atau orang tua dari Mbah Wangsakrama (warga Pagak yang pergi ke Suriname).

Halaman:

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Liputan eksklusif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah