"Berkah yang tak terduga, bisa ngumpulaken balung pisah (menyatukan saudara/keluarga yang sudah lama terpisah)," tambah Soderi Sapan.
Sekilas mengenai Suriname
Sebagai tambahan informasi, dikutip banjarnegaraku.com dari laman ldkpi.kemenkeu.go.id, Suriname merupakan sebuah wilayah koloni Belanda pada tahun 1667 dan merupakan negara yang pertama kali dieksplorasi oleh orang Spanyol pada tahun 1449.
Suriname yang sebelumnya disebut sebagai Guyana Belanda mendapatkan kemerdekaannya pada 25 November 1975. Ibukota dari Suriname adalah Paramaribo.
Keturunan Jawa di Suriname kurang lebih sebanyak 15%, dengan bahasa di Suriname adalah bahasa Belanda, adapun agama di Suriname Kristen 48%, Muslim 8%, sisanya Hindu, Yudaisme, Konghucu.
Jauh sebelum Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, Pemerintah Kerajaan Belanda sejak tahun 1890 s/d 1939 telah mengirimkan 32.956 orang tenaga kerja asal Pulau Jawa ke Suriname, sebagaimana dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id.
Kedudukan Suriname dan Indonesia pada waktu itu, adalah sama-sama Negara Jajahan di bawah Pemerintah Kerajaan Belanda.
Adapun maksud dan tujuan pengiriman tenaga kerja itu adalah untuk menambah kekurangan tenaga kerja di beberapa perkebunan yang ada di Suriname.
Baca Juga: Amalan Agar dapat Memiliki Keturunan, Ini Penjelasan Den Juneng Suhu Padepokan Carang Seket
Kekurangan tenaga kerja itu sendiri adalah akibat dihapus dan dibebaskannya sistem perbudakan pada tanggal 1 Juli 1863. Dampaknya, banyak perkebunan tidak terurus, sehingga terlantar.