Di Banjarnegara, UNU dan Unsoed Purwokerto Berikan Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka

- 26 Agustus 2023, 13:32 WIB
Di Desa Sirkandi Banjarnegara, UNU dan Unsoed Purwokerto Berikan Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka Jadi Obat Herbal
Di Desa Sirkandi Banjarnegara, UNU dan Unsoed Purwokerto Berikan Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka Jadi Obat Herbal /Dimas/banjarnegaraku.com

BANJARNEGARAKU.COM - Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, pada Sabtu 26 Agustus 2023 melaksanakan program pemberdayaan kemitraan masyarakat (PKM) mengangkat tema Membangun Desa Sehat Mandiri dengan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka Menjadi Obat Herbal, yang berlangsung di Desa Sirkandi Banjarnegara.

Kegiatan bantuan Hibah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini dilaksanakan oleh tim pelaksana, yakni: Indah Sulistiyawati sebagai ketua pengusul, Gita Anggraeni dan Tien Setyaningtyas sebagai anggota, dengan peserta pelatihan sedikitnya 50 orang yang terdiri dari masyarakat Desa Sirkandi Banjarnegara.

Kegiatan berlangsung di aula Balai Desa Sirkandi, dimulai pukul 09.00 wib, Sabtu 26 Agustus 2023, selain penyampaian materi mengenai tanaman biofarmaka dan manfaatnya, peserta pelatihan juga diajak untuk prakter menyulingan langsung minyak atsiri menggunakan alat penyulingan, didampingi mentor profesional dari Indoatsiri Banjarnegara.

Baca Juga: Kerjakan Amalan Ini! Bila Mimpi Bertemu Orang Tua yang Sudah Meninggal, Ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Sebelumnya dijelaskan, tanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun mencegah berbagai penyakit.

Berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat akur yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel ataupun dihirup.

Peserta juga diberikan pemahaman mengenai penanganan pasca panen tanaman Biofarmaka mulai dari sortasi, pencucian, pengeringan, selain itu juga dijelaskan mengenai jenis rimpang dan manfaatnya, seperti: kunyit, kencur, jahe, lengkuas, kapulaga, sereh, mrica, sambiloto serta tanaman umbi-umbian seperti: umbi batang, umbi kormus, umbi akar, umbi lapis.

Tak hanya itu, peserta juga diberikan pemahaman mengenai tanaman jahe yang bermacam-macam, seperti: jahe gajah, jahe emprit, jahe merah. Beberapa manfaat jahe diantaranya, rimpangnya dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma san rasa pada makanan dan minunam.

Baca Juga: Serabi Mbah Mistem Karangsalam Susukan, Sejak 1983, Jualan di Pasar Pagi Perja Banjarnegara

Selanjutnya, peserta juga diberikan materi mengenai teknik budidaya umbi-umbian, mulai dari penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemupukan, perlindungan tanaman, dan panen.

Serta lebih jauh, setelah dijelaskan mengeni jenis, manfaat dan cara pengolahan, peserta pelatihan juga diberikan informasi mengenai nilai ekonomis dari tanaman biofarmaka setelah diolah menjadi minyak atsiri.

Di Banjarnegara, UNU dan Unsoed Purwokerto Berikan Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka
Di Banjarnegara, UNU dan Unsoed Purwokerto Berikan Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Tanaman Biofarmaka Indoatsiri/banjarnegaraku.com

Lebih jauh, dijelaskan Indah Sulistiyawati, kegiatan ini terselenggara dari hibah yang diberikan oleh Kementerian Pendikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun pelaksanaan 2023.

"Hibah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini sekitar Rp 40 juta, yang terdiri dari alat teknlonogi tepat guna penyulingan atsiri, serta bantuan bibit kayu putih, nilam serta pelatihan sekaligus monitoring dan pendampingan, untuk memastikan keberlanjutan kegiatan paska pelatihan," jelas Indah.

Baca Juga: Gayeng, Tasyakuran Tahun Ke-2 banjarnegaraku.com

"Dari dana hibah yang diberikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi ini, sebanyak 70 persen dananya memang harus  terserap untuk masyarakat desa," tambahnya.

"Harapan kami, dapat mengembangkan potensi yang ada di Desa Sirkandi, dalam pengembangan tanaman biofarmaka, yang jika dikelola dapat menjadi minyak atsiri yang akan lebih bermanfaat, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dari warga Desa Sirkandi," pungkasnya.

Sementara, Kepala Desa Sirkandi Giri Sarono kepada banjarnegaraku.com mengungkapkan, program yang berlangsung ini merupakan penggalian potensi yang ada di Desa Sirkandi sebelumnya, yang pada tahun ini terealisakan, dari UNU Purwokerto dan Unsoed Purwokerto.

Baca Juga: Pertama! BPJAMSOSTEK Banjarnegara Jalin Kerjasama dengan Perusahaan Pers Banjarnegaraku.com

"sebelumnya telah dilakukan penggalian potensi, yang pada tahun ini terelaisasi, kami berkomitmen dengan adanya program pengabdian ini, untuk konsisten dan berkelanjutan meneruskan ilmu dan pelajaran yang diberikan, sebagai upaya menumbuh kembangkan perekonomian masyatakat Desa Sirkandi," tambahnya.

Imam, salah satu peserta pelatihan mengungkapkan, dengan adanya pelatihan ini dirinya jadi tau, ternyata tanaman yang ada di sekitar kita merupakan tanaman biofarmaka, yang mana bisa diolah menjadi minyak atsiri, hanya saja kapasitas produksinya belum memadahi jika tidak di budidayakan secara masih.

"Kami optimis dengan penamahan ilmu yang diberikan hari ini, masyarakat semakin sadar dan tertarik untuk turut membudidayakan, serta kelompok tani yang ada di Desa Sirkandi ini akan mampu secara continue untuk mengolah dan memproduksi minyak atsiri sesuai apa yang di praktekan hari ini, tentu dengan adanya pendampingan dari Desa, UNU dan Unsoed ini akan semakin membuat kita optimis untuk terus berkarya dengan harapan perekonomian masyarakat semakin membaik lagi kedepannya," tuturnya.***


Editor: Dimas D. Pradikta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x