Kaliurip yang mempunyai tanah seluas 3.823.392 meter persegi didominasi oleh kebun salak.
Jadi mata pencaarian rata-rata masyarakat adalah petani salak. Persawahan di wilayah ini memang tidak ada.
“Sangat prihatin kita... bagaimana ini solusinya supaya petani dapat membiayai hidup,” jelasnya lagi.
Baca Juga: DPC SI Banjarnegara Memperingati Haul Ke-90 Guru Soekarno
Pemerintah setempat sebaiknya bisa memberi solusi jitu. Namun belum ada tindak lanjut yang nyata akan kondisi.
“Waduh dijual ke mana lagi kalau lagi begini? Kebanyakan malah tidak dipanen,” salah satu pedagang salak.
Semoga Dinas Pertanian dan Pengolahan Pangan Banjarnegara serta dinas terkait lainnya bisa membantu keluh kesah petani saat ini. Kondisi ini tidak boleh berlarut-larut agar kesejateraan petani terjaga.
Demikian informasi tentang petani salak di Banjarnegara nangis darah, harga anjlok hingga Rp800/kg.*