“Logo (kabupaten) Banjarnegara yang baru sudah memunculkan Dieng dengan Candi Arjuna,” sambil menunjukkan perbedaan logo di mimbar dan di spanduk Sarasehan.
Baca Juga: Virgoun Ditangkap Bersama Teman Wanita Berinisial PA di Kamar Kost, Terjerat Kasus Narkoba...
“Bima bisa diakui siapa saja se-Jawa namun kalau Dieng hanya Banjarnegara,” ujar Adi yang juga pernah membranding diri dengan “Tok Melong” pada kendaraan dinas dan pribadinya.
Tanggapan penggagas acara Sarasehan dan Deklarasi
Menanggapi ketidaksetujuan dan sanggahan beberapa pihak, Wahono memberi tanggapan ekslusif yang dikirimkan kepada Banjarnegaraku.
Wahono berpendapat bahwa sebagai penggagas harus berjiwa besar. Hal ini dilakukan dalam rangka merangkul semua elemen untuk bisa bersatu padu membangun banjarnegara.
“Sebagai wujud kemerdekaan berfikir dalam berdemokrasi maka semua usulan mesti (harus) ditampung,” ujarnya yang menggemari batu akik.
Baca Juga: Panduan Penanganan Masalah Kirim Uang di DANA: Proses dan Tips Keamanan
Menurutnya, dalam hidup itu tidak harus seragam.
“Hidup itu penuh keragaman, maka tidak semua elemen harus setuju. (Hal) yang penting mereka bisa memahami bahwa identitas dan jati diri sebuah kota itu penting,” Wahono menanggapi.
Pada pandangan Wahono, pancingan kata ‘deklarasi’ ini menjadi pemantik rasa penasaran kawan-kawan seniman dan budayawan tanpa kecuali untuk bisa hadir dalam acara tadi malam.