Ada 3 jenis melon yang ditanam, diantaranya Inthanon, Golden Aroma dan Golden Alisha. Melon-melon ini memiliki tingkat kemanisan tinggi yakni rata-rata 15 brix dan hanya dijual Rp 35.000 per kilogramnya.
"Untuk mengembangkan melon ini awalnya kami tidak berani menggunakan dana desa. Anak saya belajar secara otodidak, istilahnya berani bakar uang dulu, dengan trial and error, salah, salah dan akhirnya menemukan racikan (pupuk) yang bagus alhamdulillah hasilnya ini cukup maksimal," katanya.
Artansi ini rencananya akan dijadikan wisata edukasi, sekaligus agro wisata petik buah. Untuk menjaga kesinambungan petik buah menurutnya dibutuhkan 5 Greenhouse dan saat ini baru terbangun 2 unit.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengapresiasi kerja keras Kepala Desa dan para petani milenial setempat dalam mewujudkan Artansi ini.
Pihaknya meminta kepada Dinpertan agar pertanian sistem hidroponik ini bisa dikembangkan juga di desa lain di Kertanegara.
"Dinpertan bisa gandeng petani milenial desa lain di Kertanegara untuk memanfaatkan hal serupa," katanya.
Dijelaskan Bupati Tiwi, terkait bantuan pengembangan usaha, Pemkab Purbalingga memiliki program Dana Stimulan Rp 10 - 30 juta yang bisa dimanfaatkan para kelompok usaha. Baik kelompok tani/peternak, kelompok wisata maupun kelompok UMKM.
"Insya Allah semua sektor ini kita bantu agar bagaimana masyarakat bisa sejahtera, perekonomiannya bisa menggeliat dan berputar untuk kesejahteraan masyarakat," katanya.