Ibu Nyai Se-Indonesia Kumpul di Semarang, Ada yang Salah Pengasuhan di Pondok Pesantren

- 7 November 2022, 07:12 WIB
Ibu Nyai Se-Indonesia Kumpul di Semarang, Ada yang Salah Pengasuhan di Pondok Pesantren
Ibu Nyai Se-Indonesia Kumpul di Semarang, Ada yang Salah Pengasuhan di Pondok Pesantren /Dian Sulistiono/

Santri putri, ujar Pengasuh Ponpes Putri Permata, Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah ini, punya masalah lebih banyak, dan penanganannya lebih sulit daripada santri putra.

Bu Nyai asal pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon Jawa Barat yang yang akrab dipanggil ning Yannah ini memberi contoh. Ketika terkena perundungan, butuh waktu lama menyembuhkan trauma korbannya.

“Kalo santri putra, ada yang diejek sampai berkelahi, mudah selesai rukun kembali. Sedangkan santri putri, diejek temannya, bisa ngambek tak mau mengaji berhari-hari bahkan memutuskan keluar dari pondok pesantren,” tutur istri Kiai Mujibur Rachman Ma’mun Kajen, Pati ini.

Baca Juga: Cara Pasang Set Top Box dan Cara Cek Penerima STB Gratis dari Kominfo, Simak Selengkapnya

Dia lanjutkan, terkadang ditemukan santri putri melanggar aturan atau nakal misalnya, mengatasinya tidaklah mudah.

Bisa tidak mempan ditakzir (diberi sanksi oleh pengurus). Harus memakai pendekatan khusus yang hanya bisa dilakukan oleh wanita kepada wanita, ibu kepada putrinya.

“Santri putri bermasalah di pondok, kerapkali setelah ditelusuri sumber masalah awalnya dari rumah, karena bapak dan ibunya tidak rukun atau broken home begitu, disitulah kemudian bu nyai ikut serta berperan mengisi kekosongan tsb untuk santri putri yang merasa kehilangan kasih sayang orang tuanya" tutur Yannah usai rapat panitia panitia Silatnas 3 Bu Nyai Nusantara di hotel Pandanaran di Semarang.

Dia beberkan, Silatnas 3 ini juga akan dimeriahkan pameran produk usaha kecil baik berupa makanan, minuman , desain pakaian muslimah dan jilbab hasil karya para pengasih perempuan pesantren atau para Ibu Nyai.

Dari bazar dan exhibition perempuan pesantren tersebut diharapkan akan menjadi awal yang baik sehingga terjalin program berkelanjutan bagi ekonomi kreatif mandiri perempuan pesantren dibawah naungan RMI NU, sehingga itu dianggap bagian penting untuk penguatan ekonomi kreatif yang perlu dibahas dalam salah satu Halaqoh yang ada dalam rangkaian acara Silatnas 3 Bu Nyai Nusantara.***

Halaman:

Editor: Nowo Sarwidi, S.Pd

Sumber: PBNU Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x