Presiden Jokowi Minta Emak-emak Kontrol Diri, Jangan Tiap Tahun Punya Anak, dr Rury Beri Penjelasan Lengkapnya

9 Juli 2022, 10:46 WIB
Ilustrasi anak-anak: Presiden Jokowi Minta Emak-emak Kontrol Diri, Jangan Tiap Tahun Punya Anak, dr Rury Beri Penjelasan Lengkapnya /Antara/Apsrilla Dwi Adha/

BANJARNEGARAKU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para ibu-ibu (emak-emak) di Indonesia untuk mengontrol diri mereka, mengontrol terkait kelahiran anak-anak yang sedang direncanakan.

Jokowi meminta agar ibu-ibu menahan diri dalam proses kelahiran seorang anak, Presiden meminta agar para emak-emak tidak tiap tahun punya keinginan untuk memiliki seorang anak.

Mengenai hal tersebut pada artikel ini dr Masrurotut Daoren atau akrab disapa dr Rury, dokter RSI Banjarnegara, akan menjelaskan selengkapnya mengenai pengaruh jarak kehamilan terhadap kesehatan ibu dan janin (bayi).

Baca Juga: Luar Biasa! Mapper PMI Jadi yang Terbaik di Ajang Map Your Community Country Level Competition 2022

Sebelumnya dijelakan, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan agar para ibu-ibu (emak-emak) di Indonesia untuk mengontrol diri mereka terkait kelahiran anak-anak yang sedang direncanakan tersebut dalam acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan pada Kamis, 7 Juli 2022.

Presiden Jokowi meminta setiap anak diatur dengan jarak minimal 3 tahun dari setiap kelahiran.

"Harus lebih dari tiga tahun. Jangan tiap tahun punya anak. Lebih dari tiga tahun diatur," tuturnya.

Baca Juga: Sedulur Papat Limo Pancer, Kakang Kawah Adi Ari-ari, Memahami Makna Asal Usul Manusia, Berikut Selengkapnya

"Sehingga ibu sudah pulih, gizinya baik, boleh punya anak lagi," ucap Presiden Jokowi menjelaskan.

Jokowi meminta agar emak-emak mengatur kehamilan karena berbagai kondisi penting yang harus diperhatikan.

Salah satunya adalah agar bisa menyiapkan anak-anak dengan gizi yang sehat, kesehatan yang baik.

Sehingga nantinya bisa menjadi generasi yang tumbuh dan kompetitif di tengah persaingan global.

"Kalau anak kita stunting. Gizinya nggak baik, nutrisinya tidak tercukupi. Ah sudah nanti ke depan bersaing dengan negara lain akan sangat kesulitan," tutur Presiden kembali.

Baca Juga: Hitungan Dasar Hukum Alam Sri, Lungguh, Dunya, Lara, Pati, Begini Selengkapnya

Senada dengan pernyataan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan pemerintah berusaha untuk menurunkan angka stunting yang terjadi saat ini.

Ia menyebut pada tahun 2021 kemarin, angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen.

Sementara dr Masrurotut Daoren atau akrab disapa dr Rury, sangat sependapat dengan pernyataan Presiden Jokowi tersebut, Ia menjelaskan, adanya jarak kehamilan yang terlalu dekat akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin (bayi).

Baca Juga: Dokter Cantik Ini Berikan Penjelasan Mengenai Masalah Keputihan pada Wanita, Begini Selengkapnya

Dijelaskan dr Rury, melahirkan dengan jarak yang dekat dapat terjadi komplikasi pada kehamilan selanjutnya, bahkan berpengaruh terhadap anak yang dilahirkan sebelumnya.

dr Rury menambahkan, WHO dan BKKBN menyarankan jarak antar kehamilan sebaiknya lebih dari 2 sampai 3 tahun, adapun dampak yang timbulkan jika kelahiran terlalu cepat, antara lain:

1. Jika melahirkan dengan jarak yang cepat atau kurang dari 1 tahun, dapat menimbulkan adanya resiko kematian pada ibu, mudah terjadi pendarahan paska persalinan.

Baca Juga: Dokter Cantik Ini Ungkap Manfaat Berpuasa, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Mental, Begini Selengkapnya

"Terlebih pada persalinan dengan jenis tindakan operasi atau sexiosesaria, berpengaruh pada kesiapan organ kandungan, yang seharusnya lebih lama untuk persiapan harus terisi kembali dengan kandungan," jelasnya

Lebih jauh dr Rury menambahkan, jika belum sempurna bisa terjadi kompleksisasi perdarahan, atau bisa mudah terjadi penempelan ari ari yang bukan pada tempatnya, yang tentunya dapat berpengaruh terhadap resiko ibu dalam mengandung.

Baca Juga: Kunci Jawaban Kelas 3 SD MI Tema 2 Halaman 40 41 42, Menghitung Jumlah Daun yang Dikumpulkan Edo dan Beni

2. Dapat menimbulkan kematian pada bayi atau kecacatan bayi.

"Jika ibu dalam mengandung belum siap, kandungan dan nutrisi akan berengaruh atau nutrisinya terkuras untuk bayi sebelumnya, bisa mempengaruhi pertumbuhnan janin, dan menyebabkan kecacatan bahkan kematian, dan bayi lahir dengan beratnya kurang atau BBLR atau bayi lahir rendah," jelasnya

Baca Juga: Komisi IV DPRD Datangi RSI Banjarnegara, Ada Apa? Ternyata, Dukung Rumah Sakit Islam Menjadi Tipe C

3. Bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif (untuk bayi awal atau yang lahir terlebih dahulu)

"ASI ekslusif merupakan makanan yang paling baik untuk awal kehidupan pada bayi, dengan ASI bayi mendapatkan gizi makro dan mikro untuk meningkatkan ketahanan, kekebalan tubuh bayi dan perkembangan golden period pada bayi," jelas dr Rury

dr Rury menambahkan, untuk ibu dengan kriteria 4T (terlalu tua, terlalu muda, terlalu sering, terlalu banyak) sangat beresiko terhadap komplikasi perdarahan, kejang, infeksi, bahkan robek kandungan.

Baca Juga: Apel Pengamanan Idul Adha 1443 Hijriyah, Berikut Pesan Kapolres Banjarnegara Selengkapnya

Demikian Presiden Jokowi meminta agar para ibu-ibu (emak-emak) di Indonesia untuk mengontrol diri mereka terkait kelahiran anak-anak yang sedang direncanakan, dan penjelasa dr Rury mengenai pengaruh jarak kehamilan terhadap kesehatan ibu dan janin (bayi).***

Editor: Dimas D. Pradikta

Tags

Terkini

Terpopuler