Kisah Arif, Turunkan Berat 45 Kg Demi Kesehatan

14 Agustus 2023, 12:08 WIB
Keto / Diet Ketofastosis /Brave/Healthguru /pixabay

 

BANJARNEGARAKU.COM - Arif Hermawan, pria 51 tahun, mempertaruhkan hidup dalam kondisi obesitas. Tahun 2015 dia didiagnosa oleh dokter terkena penyakit diabetes melitus tipe 2. Mulai saat itu harus minum obat diabet untuk seumur hidup. Selang 6 bulan kemudian terkena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi). Mulai saat itu harus mulai minum obat hipertensi sampai seumur hidup, kata dokter. Arif hanya bisa taat dan patuh. 

Arif mulai mencoba diet rendah karbo. Hasilnya cukup baik. Dari berat badan 118 kg bisa turun di 98 rentang waktu kurang lebih 1,5 th. Tahun 2019, Arif divonis dokter ada tumor diginjal kiri  "Tanggal 3 Oktober 2019 saya menjalani operasi pengangkatan ginjal saya di RSSA Malang Jawa Timur, mulai saat itu juga saya hidup dengan 1 ginjal yang tersisa di kanan," ujar Arif mengenang sedih. 

Arif mulai mengurangi aktifitas berat. "Saya yang pada dasarnya adalah pekerja di sektor buruh harian lepas dan selalu mengandalkan otot. Namun, alhamdulillah istri bekerja sebagi TKI di Hongkong karena merasa kasihan melihat suaminya dengan segala kelemahan yang saya miliki," ujar Arif sedih. 

Arif Hermawan, 51 th asal Trenggalek Jawa Timur. Seorang pelaku diet KF. Foto sebelum dan sesudah 8 bulan menjalani diet KF Arif / koleksi pribadi

Arif mengurangi aktifitas berat, sehingga otomatis berat badannya lambat laun tapi pasti semakin naik sampai titik tertingi 120 kg. Padahal Arif berolahraga sepeda gunung, setiap hari dia menekuni itu. "Namun kayaknya tidak ada manfaatnya karena saya masih menggunakan sumber energi dari glukosa atau karbohidrat," begitu pengakuannya

Di penghujung tahun 2022 Arif kena sakit syaraf kejepit di pinggang. Dokter menyarankan untuk menjalani operasi di RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) kota Malang, Jawa Timur. Arif merasa galau menjalani operasi. 

Kenalannya, drh. Djarot Winarno menyarankan untuk menjalani diet Ketofastosis agar tidak perlu operasi. Pada 9 desember 2022 Arif memulai diet KF dengan berat badan awal 111,5 kg. 3 bulan sebelumnya Arif sudah mengurangi porsi makan sehingga berat badan bisa turun sedikit.

Arif menjalankan KF dengan disiplin, dalam 1 bulan pertama bisa turun 10 kg. Segala obat yang selama ini dikonsumsi berhenti  dikonsumsi. Bulan kedua bisa turun lagi 8 kg, bulan ketiga turun lagi 4 kg dan hingga saat ini sudah berjalan 8 bulan dan total berat badan saya turun 32 kg. Arif yang semula memiliki berat badan awal 111,5 kg sekarang di 79 kg. 

Baca Juga: Banjarnegara Culture Unity Bakal Heboh di Malam Resepsi HUT ke-78 Republik Indonesia, Nonton Yuukk Broo..!

"Target saya di 75 kg, semoga dapat saya capai target berat badan tersebut. Alhamdulillah sekarang tidak tergantung obat apapun, imunitas semakin tinggi, apa yang saya alami banyak menjadi motivasi teman teman saya tetapi banyak pula yang membully (merundung). Namun semuanya ujian bisa saya lalui," ujar Arif menceritakan suka duka proses menjalani KF. 

Arif menambahkan bila semua proses dapat dilalui berkat mindset yang dia ubah total. Seseorang yang menjalani KF tidak memerlukan karbohidrat yang biasa disebut makanan pokok seperti nasi, mie, ubi, ketela, jagung, roti dan lain sebagainya. Para ketoer (orang menjalani KF) mengubah sumber energi glikolisis / glukosa / karbohidrat menjadi sumber energi ketosis / lemak dan protein.

Pendapat ahli kesehatan tentang Ketofastosis

Tidak semua ahli medis termasuk dokter setuju dengan diet Ketofastosis. Terutama sekali yang masih menerapkan sudut pandang (mindset) karbohidrat sebagai sumber energi yang utama. 

Dilansir dari laman halodoc, beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet ketofastosis aman untuk dilakukan dan dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Itulah sebabnya banyak orang memutuskan untuk melanjutkan menjalani metode diet tersebut sebagai gaya hidupnya demi mempertahankan berat badan yang ideal. 

Baca Juga: Trik Penjual Emas Perhiasan yang Bikin Makin Kaya

Ahli gizi, dr. Luciana, SpGK menjelaskan lebih detail kalau diet ketogenik ini pola makannya dengan asupan karbohidrat rendah, yaitu hanya 5 persen, dan dengan asupan lemak tinggi, antara 50 sampai 75 persen.Sedangkan idealnya, pembagian asupan zat gizi makro ini sebaiknya karbohidrat 60 persen, protein 15 persen dan lemak 25 persen dari total kebutuhan kalori. Pembagian ini berdasarkan fisiologi tubuh. Dalam jumlah yang ideal tersebut, tubuh dapat menerima dan memanfaatkan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.

Dilansir dari laman MommiesDayli, ahli gizi lainnya, Dr dr Samuel Oetoro, MS, SpGK(K) yang menjelaskan mengenai soal diet keto ini. Ia menyebutkan kalau ternyata diet keto ini tidak disarankan para ahli karena banyak resikonya. 

Sementara di tulisan lain di laman halodoc menyebutkan bisa saja diet ini tak cocok diterapkan orang-orang dengan kondisi tertentu. Makanya, sebelum memutuskan untuk mengadopsi diet keto, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. Kamu bisa kok bertanya untuk melakukan pemeriksaan dan membuat janji dengan dokter. 

Diet keto sendiri merupakan diet tinggi lemak, protein, dan rendah karbohidrat. Tujuan dari diet ini mendapatkan lebih banyak kalori dari protein dan lemak daripada karbohidrat. Menurut Journal of European Nutrition, kondisi ini bisa menguras simpanan gula sebagai sumber energi, dan menggantinya dengan protein dan lemak. 

Baca Juga: Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD MI Bab 1 Kurikulum Merdeka Persiapan Sumatif beserta Kunci Jawaban Semester 1

Sementara di kanal YouTube Ade Rai, di unggahan yang berjudul 10 Strategi Kurangi Claim BPJS Kesehatan, Ade menjelaskan tentang pentingnya membatasi karbohidrat, tidak mengkonsumsi karbohidrat saja (no naked karbohidrat. Dia juga menyarankan untuk meningkatkan protein dan lemak baik. 

Seperti Arif Hermawan yang sudah mempraktikkan diet KF dan memperoleh kondisi tubuh lebih sehat. Lepas dari obat, imunitas meningkat, dan lebih percaya diri dengan tubuh yang baru. Demikianlah yang diinginkan orang yang menjalankan diet KF lain, bukan untuk menyiksa diri atau hal yang bertentangan dengan kesehatan. ***



Disclaimer: Tulisan ini tidak bertujuan menyarankan setiap orang melakukan KF apalagi mempromosikan. Sebaiknya konsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter pribadi sebelum melakukan diet KF. 

 

Editor: Ali A

Sumber: berbagai sumber Narasumber halodoc

Tags

Terkini

Terpopuler